15 Menit Dance Ringan Sehari Bisa Bikin Sehat? Ini Penjelasannya!

marketeers article
Ilustrasi penari. Sumber: 123RF

Seiring meningkatnya kesadaran akan gaya hidup sehat, VO2 max kini mulai dilirik sebagai tolok ukur kebugaran selain berat badan ideal atau tekanan darah normal. VO2 max, yang mengukur seberapa efisien tubuh menggunakan oksigen saat beraktivitas, tak hanya mencerminkan daya tahan fisik, tetapi juga berkaitan erat dengan kesehatan paru-paru dan sistem imun.

Salah satu cara sederhana untuk meningkatkannya adalah dengan dance ringan selama 15 menit setiap hari. Gerald Vincent, seorang lifestyle influencer di TikTok, menyampaikan dalam salah satu kontennya bahwa durasi olahraga tidak harus panjang atau melelahkan.

Ia merujuk pada anjuran World Health Organization (WHO) yang merekomendasikan 75–150 menit aktivitas fisik per minggu. Jika dibagi rata, 15 menit per hari sudah cukup untuk menjaga daya tahan tubuh.

BACA JUGA: Thailand Targetkan ฿ 800 Miliar dari Sektor Kesehatan dan Kebugaran

“Kalau kamu suka dance, ini bisa jadi pilihan. Cukup 15 menit sehari untuk bantu jaga kesehatan jantung dan paru-paru,” ujar Gerald dalam siaran pers kepada Marketeers, Senin (2/6/2025).

Sebuah studi terbaru pun menunjukkan bahwa peningkatan VO2 max memiliki kaitan langsung dengan usia harapan hidup. Kabar baiknya, peningkatan ini tidak hanya bisa dicapai lewat lari atau latihan berat.

Dance singkat, yang ringan dan menyenangkan, juga terbukti memberi dampak signifikan bagi kebugaran tubuh. Selain membantu sistem imun, dance harian bisa menjadi cara sederhana untuk menurunkan risiko gangguan pernapasan seperti batuk, yang kerap dianggap remeh.

BACA JUGA: AIA Dorong Generasi Muda Hidup Sehat Lewat Healthiest Schools 2025

Secara medis, VO2 max menggambarkan kemampuan tubuh menyerap dan menggunakan oksigen selama beraktivitas. Ketika kapasitas ini meningkat, organ-organ seperti jantung dan paru-paru bekerja lebih efisien, energi digunakan lebih optimal, dan risiko penyakit kronis menurun. Dalam konteks kehidupan modern yang cenderung pasif, gerakan ringan selama 15 menit bisa menjadi jeda aktif yang sangat berarti.

dr. Moh Ramadhani Soeroso, Sp.P(K), Dokter Spesialis Paru dan Onkologi menjelaskan bahwa aktivitas ringan seperti dance berkontribusi langsung terhadap fungsi paru-paru.

“Ketika tubuh aktif bergerak, suplai oksigen meningkat dan penyerapan oleh paru-paru menjadi lebih optimal,” pria yang akrab disapa dr. Deni Soeroso ini.

Ia menambahkan bahwa aktivitas ini juga memicu produksi mioglobin, yakni protein yang membantu otot menyimpan oksigen. Sehingga, pembakaran energi lebih efisien dan penumpukan asam di jaringan otot maupun paru bisa dicegah.

Tak hanya berdampak pada fisik, dance juga diketahui memiliki manfaat psikologis. Dalam jangka panjang, aktivitas ini dapat membantu menurunkan tingkat stres dan kecemasan yang sering memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Karena itu, dance kerap dijadikan terapi tambahan dalam berbagai pendekatan kesehatan holistik.

“Gerakan ringan selama 15 menit adalah investasi kesehatan yang mudah dijalankan. Tidak perlu alat khusus atau ruang besar, cukup dari rumah, asal konsisten,” tutur dr. Deni.

Related

award
SPSAwArDS