Gen Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, kini mulai mendominasi pasar tenaga kerja. Itulah sebabnya, memasuki tahun 2025, diprediksi akan terjadi perubahan budaya kerja yang menyesuaikan karakter generasi tersebut.
Fokus pada stabilitas, keseimbangan hidup, dan nilai-nilai perusahaan merupakan beberapa ciri khas angkatan kerja baru yang didominasi oleh Gen Z. Menurut Forbes, berikut adalah tiga tren utama yang akan membentuk tempat kerja di masa depan:
Fleksibilitas di Tengah Persaingan Ketat
Ketersediaan lapangan kerja yang cenderung menurun membuat lulusan baru, termasuk Gen Z, menghadapi persaingan ketat untuk mendapatkan pekerjaan. Kondisi ini memaksa mereka lebih fleksibel, baik dalam memilih pekerjaan, perusahaan, maupun industri.
BACA JUGA: Strategi Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif
Sektor yang sebelumnya mungkin kurang dilirik, seperti jasa keuangan, pemerintahan, atau manufaktur, kini lebih dipertimbangkan. Fleksibilitas juga terlihat dari pilihan lokasi kerja, mencari peluang besar di lokasi yang lebih terjangkau demi mencapai stabilitas finansial.
Sistem Kerja Hybird
Meski sempat populer, tren kerja jarak jauh kini mulai meredup. Namun, bukan berarti Gen Z ingin bekerja di kantor sepenuhnya; mereka lebih menyukai fleksibilitas dengan model kerja hybrid.
Kombinasi kerja di kantor dan jarak jauh ini sejalan dengan keinginan Gen Z untuk menjaga keseimbangan hidup. Namun, tak sedikit pula dari mereka yang memilih bekerja di kantor.
Interaksi langsung dinilai lebih efektif untuk membangun relasi, mendapatkan bimbingan, dan memperluas jaringan. Gen Z pun menyadari bahwa hubungan yang baik di tempat kerja sangat penting untuk perkembangan karier mereka.
BACA JUGA: Mengenal Ppali-Ppali Culture, Budaya Kerja Korea Selatan yang Serbacepat
Bekerja sambil Belajar
Gen Z memahami bahwa keterampilan yang mereka miliki sekarang mungkin tak cukup di masa depan, sehingga mereka menanamkan pola pikir untuk terus belajar sambil bekerja.
Mayoritas dari mereka pun berencana meningkatkan keterampilan teknis dan nonteknis melalui kelas, sertifikasi, atau pelatihan, tanpa harus meninggalkan pekerjaan.
Karena itulah, fasilitas untuk pengembangan diri menjadi salah satu daya tarik utama bagi Gen Z dalam memilih pekerjaan. Hampir dua pertiga pencari kerja melihat peluang upskilling sebagai faktor penting untuk kesuksesan karier mereka.
Dengan semakin banyaknya Gen Z yang memasuki dunia kerja, lingkungan kerja akan berubah signifikan. Bagi perusahaan, memahami karakteristik dan kebutuhan Gen Z adalah kunci untuk menarik dan mempertahankan talenta muda ini.
Jika dikelola dengan baik, keberadaan Gen Z dapat membawa angin segar bagi inovasi dan produktivitas di tempat kerja.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz