3 Kota di Asia Pimpin Kota Commuter Paling Hijau di Dunia

marketeers article
TOKYO FEBRUARY 28, 2015: everyday life with commuters at rush hour on world famous Shibuya crossroad International capital city with commercial ads in japanese language on landmark buildings

Tiga kota metropolitan di Asia, Tokyo, Beijing, dan Singapura dinobatkan menjadi kota commuter paling bersahabat dengan lingkungan. Hal ini dilaporkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kantar.

Status kota terhijau ini didorong terutama atas kebiasaan masyarakatnya. Meskipun memiliki populasi yang tinggi, masyarakat di Tokyo, Beijing, dan Singapura dilaporkan berjalan kaki atau menggunakan transportasi publik untuk berangkat ke kantor. Hanya sebagian kecil yang menggunakan kendaraan pribadi untuk melakukan aktivitas hariannya.

Rolf Kullen, Senior Director for Mobility Kantar, dilansir dari Reuters melaporkan bahwa masyarakat Beijing secara penuh menggunakan transportasi publik untuk bekerja.

Penelitian ini melibatkan 20 ribu commuters di 31 kota di dunia mengenai perjalanan mereka untuk bekerja. Hasilnya, tiga kota ini memiliki pola pikir masyarakat yang mendukung efektivitas transportasi publik. Sementara itu, Seoul sebagai kota dengan masyarakat hobi berjalan kaki terbesar berada di posisi ketujuh.

Empat kota di Eropa, yaitu London, Copenhagen, Amsterdam, dan Moscow masuk ke jajaran sepuluh teratas kota terhijau. Disusul oleh Nairobi dan Sao Paulo. Sementara itu, tidak terdapat kota di Amerika Utara yang masuk ke dalam daftar teratas.

“Kota-kota di wilayah tersebut dibangun untuk kendaraan pribadi. Kesadaran untuk menggunakan transportasi publik di masyarakat juga masih rendah,” lanjut Kullen.

Kullen melanjutkan, kota-kota dunia perlu meningkatkan potensi transportasi publik. Hal ini untuk membantu mengurangi populasi kendaraan di jalan yang akan berdampak kepada pengurangan emisi bahan bakar kendaraan. Lebih lanjut, pengurangan polusi udara juga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan secara umum.

“Tantangan terbesar sekarang adalah bagaimana memindahkan commuters dari kenyamanan kendaraan pribadi kepada transportasi publik yang lebih sustainable. Selain itu, masyarakat juga harus lebih giat untuk diajak bergerak dengan cara berjalan kaki atau bersepeda,” tutup Kullen.

 

 

 

Related