Lakukan Diferensiasi, Artotel Sulap Kamar Jadi Pameran Seni

marketeers article

Di tengah pembangunan hotel yang cukup masif di Ibukota, diferensiasi menjadi kunci untuk dapat bersaing di industri perhotelan saat ini. Dengan begitu, hotel tak perlu mengurangi harga kamar untuk semata meningkatkan okupansi hotel.

Diferensiasi itu coba ditawarkan oleh Artotel, hotel butik yang berlokasi di Kawasan Thamrin, Jakarta. Hotel yang berdiri pada tahun 2013 ini mengadakan pameran seni rupa di dalam kamar hotel dengan menggandeng seniman dan publik figur.

Pameran bertajuk #UniverseBehindTheDoors melibatkan 27 seniman muda kontemporer Indonesia dan lima publik figur, antara lain aktris Dian Sastrowardoyo, penyanyi Andien Aisyah, serta CEO Indoestri Leonard Theosubrata.

CEO Artotel Indonesia Erastus Radjimin mengatakan ide mengenai pameran ini tercetus saat dirinya sedang berbincang dengan seniman dan food artist Amalia Wirjono. Mereka sempat berpikir mengapa tidak membuat sebuah pameran seni dengan melibatkan kamar hotel yang dikelola.

“Ada lima kamar di Lantai Mezzanine yang akan disulap sedemikian rupa dengan konsep seni yang berbeda. Kelima publik figur bersama para seniman akan merancang dunia baru di lima kamar tersebut,” ujarnya.

Corporate Marketing Communication Manager Artotel Yulia Maria menuturkan, seni telah menjadi DNA dari Artotel sejak pertama kali berdiri. “Dalam nafas bisnisnya, selalu ada kegiatan seni,” tuturnya,

Ia menceritakan, setiap bulannya, Artotel selalu mengadakan pameran seni yang berbeda. Manfaatnya tidak hanya menambah level pengalaman menginap para tamu, melainkan juga menjadi wadah para seniman muda kontemporer untuk mempromosikan karyanya.

“Kami punya visi-misi tersendiri sebagai pemain industri perhotelan. Kami ingin memajukan seni kontemporer Indonesia,” tegasnya.

Untuk pameran kali ini, hasil kolaborasi antara seniman dan publik figur akan dituangkan di setiap kamar hotel. Pada tanggal 21 Oktober, semua karya tersebut sudah terinstalasi.

“Nanti, pada tanggal 22-23 Oktober, kami buka kamar tersebut untuk umum. Artinya, kamar tersebut tidak kami jual, melainkan siapa saja bisa melihat pameran di kamar tersebut,” terang Yulia.

Nah, setelah tanggal tersebut, berbagai karya seni seperti patung dan aksesori yang dibuat oleh seniman akan dipindahkan ke lantai Mezzanine untuk dipamerkan selama sebulan hingga 20 November. Karya seni tersebut pun dijual bagi publik yang ingin membelinya,

“Sedangkan karya seni berupa intergrated art seperti mural bisa dilihat oleh publik setiap akhir pekan. Di sisi lain, tamu juga bisa menginap di kamar tersebut dan merasakan atmosfir yang berbeda,” ucap Yulia lagi.

Pameran semacam ini baru belangsung di Artotel Jakarta, belum di kedua hotelnya yang terletak di Sanur Bali dan Yogyakarta. Ke depan, Artotel yang merupakan perusahaan manajemen perhotelan akan membuka Artotel Semarang (tahun 2017) dan Beach Club Bali & VOIR by Artotel (2018).

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related