Industri FinTech di Indonesia Makin Bersinar

marketeers article
33719865 buy used smartphone

Di ajang Indonesia Financial Technology (FinTech) Festival & Conference, banyak pemain yang bersemangat memperkenalkan bisnis mereka. Pasalnya, konferensi ini dianggap sebagai momentum untuk para pelaku industri fintech untuk tumbuh lebih cepat di Tanah Air. Industri ini memang tengah tumbuh, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di Asia dan pasar dunia.

Menurut data riset dari Accenture, investasi perusahaan fintech secara global pada tahun 2016 telah lebih dari US$ 5,3 miliar.

“Kenaikan yang sangat besar ditunjukkan industri ini. Di Asia Pasifik, investasi di industri ini pada tiga bulan pertama tahun ini telah meningkat lima kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” jelas Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad.

Muliaman melanjutkan, pertumbuhan investasi di Asia Pasifik di atas tumbuh dari US$ 400 juta menjadi US$ 2,7 miliar. Sebagian besar dari nilai ini adalah kontribusi dari Tiongkok yang saat ini sebagai pemilik investasi terbesar di industri fintech di Asia Pasifik.

Tidak mau kalah, pemerintah Indonesia pun bergerak cepat. Salah satu upayanya dengan mengeluarkan gerakan nasional 1.000 teknopreneur oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan penggarapan roadmap e-commerce. Selain itu, masalah logistik, pendanaan, infrastruktur, pajak, sumber daya manusia, hingga perlindungan konsumen di segmen ini terus dibenahi oleh pemerintah.

Ada sekitar 80 perusahaan fintech pun di Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi FinTech Indonesia. Areal bisnis 80 perusahaan ini pun beragam. Mulai dari peer to peer lending, sistem pembayaran, informasi data, crowdfunding, dan aspek lainnya.

“Pergeseran perilaku konsumen ke digital harus dimanfaatkan dengan baik oleh pemain fintech dan jasa keuangan. Saya melihat banyak potensi yg digarap di industri ini khususnya untuk meningkatkan inklusi keuangan,” imbuh Muliaman.

Dalam hal ini, Muliaman menitikberatkan sebuah kolaborasi antara perusahaan fintech dengan perusahaan jasa keuangan dan komunikasi.

Editor: Sigit Kurniawan

Related