Semakin Banyak Gerai, Semakin Dekat Konsumen

marketeers article

Memiliki banyak jaringan di kota-kota dengan potensi ekonomi besar adalah salah satu resep utama gerai-gerai ritel modern khusus elektronik. Jaringan terbatas artinya sebuah gerai akan sulit dijangkau dan kemungkinan untuk meraih pasar semakin kecil. Hal itu berlaku juga bagi Electronic City, yang sampai ini memiliki jaringan cukup banyak.

“Kami saat ini punya 69 jaringan ritel alias gerai, mulai dari barat Indonesia di Medan sampai ke ke Timur di Kendari. Semakin banyak tentu semakin baik untuk memperbesar pasar dan menjangkau konsumen. Tapi, tetap ada parameter tertentu jika kami membuka gerai di sebuah wilayah,” ujar Commercial & Investor Relations Director Electronic City Fery Wiraatmadja.

Yang paling sahih adalah soal kemampuan daya beli masyarakat atau indikator ekonomi. Semakin besar ekonomi yang diwakili pendapatan per kapita penduduknya, semakin besar Electronic City untuk menanamkan modal untuk membuka gerai. Selama ini gerai yang sudah ada pun menggunakan indikator tersebut.

Hal itu penting mengingat elektronik mayoritas bukan barang masal harga murah. Rata-rata produk berkategori home appliances, audio & visual, serta gadget mobile itu memiliki banderol jutaan rupiah.

Bahkan jika mau membandingkan gerai elektronik tradisional, harga-harga di Electronic City terbilang lumayan. Hal tersebut diakui oleh Fery. Tapi harga baginya tidak membohongi, karena Electronic City memiliki layanan yang tidak ditawarkan oleh gerai tradisional. Sebut saja soal garansi, layanan antar, sampai cicilan bunga 0%. Sebagai contoh, salah satu layanan antar ini juga berkembang, di mana konsumen sekarang diberi pilihan untuk layanan antar barang sampai ke tujuan dengan sangat cepat. “Hitungan jam sampai, karena biasanya tidak secepat itu,” sambung Fery.

Soal banderol lebih tinggi itu, Fery yakin dengan tambahan layanan plus-plus konsumen Indonesia akan semakin tertarik berbelanja di gerai ritel modern seperti Electronic City. Dengan kemampuan dan ekonomi masyarakat semakin tinggi saat ini, termasuk kelas menengah jumlahnya kian meningkat, konsumen tidak mau hanya sekedar membeli barang. Mereka menginginkan nilai lebih lewat layanan dan jaminan.

Tapi, tetap Electronic City pun tidak lupa untuk menggarap pasar di bawah target pasar reguler mereka saat ini, yaitu kalangan menengah yang cukup sensitif terhadap harga. Gerai electronic City sekarang ada dua jenis, merah dan biru. Warna itu bisa dilihat di nama merek Electronic City di tiap gerai.

Electronic City berwarna merah artinya barang-barang dijual di dalamnya tidak selengkap di gerai biru. Ukuran gerainya pun relatif lebih kecil dari biru. “Misalnya, di gerai merah kami jual televisi merek A, tapi tidak lengkap karena televisi ukuran besar dan mahal-mahal itu tidak ada. Harganya sama dengan gerai biru. Tapi, sekiranya ada barang yang dianggap sudah cukup premium tidak ada di sini. Ukurannya juga hanya sekitar 700 meter persegi, kalau lebih pun tidak jauh dari itu. Kalau yang biru bisa sampai di atas 2.000 meter persegi,” terang Fery.

Selain itu, gerai warna merah ada di mal-mal atau ruko, sementara gerai biru ada yang berdiri sendiri. Untuk gerai berdiri sendiri, sudah ada empat buah dan rata-rata ukurannya besar. Fery menyebutnya sebagai gerai flagship. Untuk tahun ini, setidaknya satu sampai dua gerai baru akan dibuka lagi.

Walau kuat sebagai merek offline, Electronic City memberi perhatian untuk jaringan lain, yaitu online. Mereka saat ini punya situs untuk membuka pesanan lewat dunia maya. Pesan di sana dan dikirm langsung ke tujuan tanpa harus ke gerai. Walau begitu, konsumen hanya bisa pesan di kota di mana ada gerai Electronic City.

Alasannya, jika konsumen di luar wilayah Electronic City, biaya pengiriman akan membebani karena secara nominal barang akan menjadi jauh lebih mahal.

“Sekarang, konsumen sukanya beli online. Tapi, bagi saya itu hanya untuk barang seperti smartphone. Kalau seperti AC, kulkas, dan televisi konsumen cenderung lihat sendiri barangnya seperti apa. Kalau beli lewat e-commerce harga kirimnya pasti mahal. Jadi, kami masih yakin bahwa gerai modern seperti kami akan tetap jadi pilihan dan punya pasarnya masing-masing,” tutup Fery.

Editor: Sigit Kurniawan

Related