4 Tips Menggunakan Investasi Reksa Dana untuk Biaya Kuliah

marketeers article
Kadin Minta Peran Investor dalam Pembangunan IKN Kalimantan. (FOTO: 123rf)

Tidak dapat dimungkiri jika biaya pendidikan semakin hari semakin sulit untuk dijangkau sebagian masyarakat. Khususnya untuk kuliah S1 dan S2, biayanya bisa mencapai ratusan juta karena jenjang pendidikan yang tinggi serta banyaknya peminat dengan jumlah bangku perkuliahan yang terbatas.

Karenanya, tidak mengherankan jika biaya kuliah perlu dipersiapkan dari jauh-jauh hari agar tak sampai menghambat masa pendidikan tersebut. Di samping itu, beban keuangan juga akan menjadi jauh lebih ringan dan mampu memenuhi tanggungan biaya tersebut hingga tuntas.

Nah, karena dipersiapkan dari waktu yang lama, tidak sedikit orang yang memutuskan untuk berinvestasi selain sebagai alternatif mengajukan tabungan atau asuransi pendidikan. Salah satu contohnya adalah dengan reksa dana yang dianggap ideal sebagai instrumen investasi untuk mempersiapkan biaya kuliah.

Akan tetapi, perlu dipahami jika mengumpulkan dana kuliah dengan cara ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan agar mampu meraih hasil yang optimal. Untuk itu, agar tidak salah langkah, simak empat tips investasi reksa dana untuk membiayai kuliah S1 dan master degree berikut ini.

1. Pahami Profil Risiko Diri

Perlu dipahami jika setiap orang yang berinvestasi mempunyai profil risiko berbeda-beda. Profil risiko ini mengindikasikan tingkat risiko yang bisa ditanggung atau ditoleransi oleh investor. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena ketika menanam modal di reksadana, risiko kerugian tidak akan bisa sepenuhnya dihilangkan.

Di samping itu, profil risiko cenderung berjalan searah dengan peluang keuntungan atau imbal hasil yang mungkin didapatkan. Dalam kata lain, jika ingin meraih tingkat keuntungan yang tinggi, Anda juga harus bersiap dengan adanya risiko kerugian yang besar pula. Hal ini sudah pasti dipahami oleh semua investor dan dikenal dengan istilah high risk high reward.

Secara umum, profil risiko investor bisa dibagi ke dalam tiga jenis, yakni tipe konservatif atau risiko rendah, moderat atau risiko sedang, serta agresif atau risiko tinggi. Tentunya, agar aktivitas investasi mampu berjalan dengan lancar dari awal hingga akhir, Anda perlu menyesuaikan produk investasi yang dipilih dengan profil risiko tersebut.

2. Pilih Jenis Reksa Dana yang Paling Optimal

Setelah mengetahui profil risiko investasi, hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menentukan produk reksa dana apa yang paling tepat untuk dipilih. Setidaknya, terdapat empat jenis produk reksa dana yang dapat dipilih, yaitu, investasi reksa dana saham, reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, serta reksa dana campuran.

Masing-masing jenis reksa dana tersebut tentu mempunyai kelebihan dan kekurangannya tersendiri dan harus disesuaikan dengan profil risiko serta durasi investasi. Jika sampai salah memilih, risiko investasi reksa dana tak memberikan keuntungan yang optimal akan menjadi lebih tinggi.

Sebagai contoh, jika biaya kuliah harus terkumpul dalam kurun waktu satu sampai tiga tahun, mungkin Anda perlu memilih produk dengan tingkat risiko rendah, yaitu reksa dana pasar uang. Sementara itu, jika jangka waktu investasinya antara tiga sampail lima tahun, reksa dana pendapatan tetap mungkin bisa menjadi pilihan yang ideal karena memiliki tingkat risiko sedang.

Lalu, jika durasi investasi sangat panjang, misalnya di atas lima tahun, maka reksa dana saham bisa dijadikan pilihan karena mampu memberi peluang keuntungan paling tinggi.

3. Kenali Legalitas, Kredibilitas, dan Rekam Jejak Manajer Investasi

Untuk memenuhi kebutuhan yang penting, yakni biaya kuliah, investasi reksa dana perlu dilakukan dengan penuh perhatian. Salah satu hal yang wajib untuk diperhatikan adalah mengecek kredibilitas dan legalitas manajer investasi selaku pengelola modal yang tersimpan pada produk reksa dana.

Anda wajib mengenali rekam jejak manajer investasi agar tak sampai salah memilih apalagi hingga terjebak investasi bodong. Namun, tenang saja, pada era digital sekarang ini, Anda bisa memanfaatkan berbagai aplikasi investasi pada smartphone yang terpercaya dan terjamin kredibilitasnya.

Ciri utama yang perlu dicermati adalah status terdaftar aplikasi atau layanan investasi reksa dana di Otoritas Jasa Keuangan dan adanya sertifikasi dari Invest Advisor.

4. Disiplin dan Konsisten Menabung Reksa Dana

Tips yang terakhir, pastikan untuk disiplin dan konsisten dalam menabung di reksa dana. Pasalnya, jika Anda setengah-setengah dalam berinvestasi, rencana mencapai target finansial akan berisiko berantakan dan tak kunjung terwujud.

Agar lebih mudah menjalani aktivitas investasi ini, usahakan untuk membuat perencanaan keuangan yang baik dan ketahui berapa jumlah dana yang harus disisihkan setiap bulan demi mampu mencapai target finansial tersebut.

5. Impian Mengenyam Pendidikan Kuliah Bukan Isapan Jempol Belaka dengan Reksa Dana

Berinvestasi di reksa dana adalah salah satu cara untuk mengumpulkan dana kuliah yang nominalnya terus melonjak setiap tahunnya. Dengan investasi tersebut, dijamin biaya kuliah akan mampu terpenuhi dengan lebih optimal dan tepat waktu.

Yang terpenting, ketahui dulu bagaimana cara berinvestasi yang terbaik dan aman agar rencana mencapai target finansial tersebut bisa terkabul.

Related