5 Alasan Penting Tren Online Live Selling Sangat Menguntungkan!

marketeers article
online live selling | sumber: 123rf

Online live selling menjadi salah satu metode jual-beli online yang makin marak digunakan oleh para pelaku bisnis di skala kecil hingga besar. TikTok dan marketplace pun menjadi salah satu platform yang mendorong pertumbuhan tren ini.

Metode jual beli ini mencoba mereplikasi aktivitas jual-beli tradisional yang accessible untuk dapat dilakukan secara online. Namun, tidak hanya itu alasan online live selling menjadi lebih menarik dilakukan dan berdampak besar.

Ignatius Untung, Praktisi Marketing dan Behavioral memaparkan beberapa alasan online live selling ramai digunakan oleh para penjual untuk memikat hati pembeli. 

Pertama adalah invisible influence atau jual tampang. Untung menyebut hal ini suka atau tidak suka siapa yang menjual produk memiliki pengaruh besar.

You have to sell yourself before your product. Kita sesekali beli barang dari orang yang kita suka. Bahkan, ketika barangnya tidak kita butuh-butuh amat. Sebaliknya ketika kita butuh suatu barang, tapi kita nggak suka yang jualnya, kita memilih untuk enggak beli,” ujar Untung.

Untung memberikan kasus ketika produk mobil biasanya akan ditawarkan oleh para sales promotion girl yang cantik dan menarik. Ini jugalah yang dilakukan pada online live selling dimana biasanya bisnis akan jual tampang untuk mendorong penonton untuk setop dan mau melihat live yang sedang berlangsung.

Jika begitu, mereka akan mulai tertarik untuk melihat isi pesan dan produk dari online live selling yang ingin disampaikan oleh talent kepada audiens. 

BACA JUGA: 6 Langkah Membuat Content Marketing Strategy, Jitu dan Tepat Sasaran!

Kedua adalah audiens dapat mengeksplorasi lebih jauh lagi mengenai suatu produk. Ini akan membangun interaksi yang engagement yang kuat antara produk dan audiens.

Hal ini memiliki kesamaan dengan offline selling yang mana orang bisa bertanya-tanya lebih personal. Seseorang bisa bicara secara real-time bertanya apa pun, tetapi jika terlalu banyak bisa menimbulkan rasa tidak nyaman saat harus berhadapan langsung.

Marketplace masih bisa memiliki script yang lebih personal dan pertanyaan yang lebih spesifik, namun tidak dapat dilakukan secara real-time. Untung menyebutkan kedua saluran pemasaran dan penjualan tersebut dapat difasilitasi dengan lebih baik oleh online live selling.

“Pertama, kita bisa tanya-tanya secara lebih personal sesuai dengan kebutuhan spesifik kita, responsnya realtime nggak perlu menunggu, bahkan bisa ada tektokan lagi, ada follow-up question-nya, tapi enggak perlu sungkan untuk banyak nanya karena nggak hadap-hadapan dengan orangnya,. Ini yang dimanfaatkan untuk eksplorasi lebih dalam,” ujar Untung.

Ketiga adalah penjelasan langsung secara lisan yang jauh lebih persuasif karena ada intonasi dan meaning yang berbeda. Upaya persuasi ini menjadi berdampak lebih optimal karena 90% komunikasi dilakukan secara nonverbal, tidak hanya eksplisit, tetapi juga implisit. 

Oleh karena itu, brand harus memanfaatkan online live selling ini dengan menggunakan host yang ekspresif supaya daya persuasinya tinggi.

BACA JUGA: Jadikan Content Marketing sebagai Jembatan Merek Menuju Viral

Keempat adalah euforia ketika orang dekat dengan barang yang ingin dibeli. Ketika orang jauh dari produk, maka dapat membuat euforia terhadap produk rendah. 

“Dorongan untuk beli sesuatu salah satunya ditentukan oleh seberapa dekat kita ke pembelian. Interaksi sama pelanggan, didemoin, ditunjukin gimana cara pakainya. Itu euforia yang bikin kita deket banget sama pembelian, sehingga kita lebih punya dorongan untuk beli sekarang juga,” ucapnya.

Untung juga memaparkan bisnis juga makin menarik dalam mendesain social proof yang membuat orang merasa fear of missing out (FOMO). Hal ini terlihat bagaimana orang akan memilih produk yang tokonya ramai, review-nya baik ataupun jumlah pembelian tinggi.

Kelima adalah scarcity (kelangkaan) yang dapat mendorong orang untuk membeli saat ini juga agar tidak menyesal karena kehilangan kesempatan untuk membeli barang tersebut. Umumnya promo online live selling hanya berlaku saat itu juga. 

Itulah yang membuat orang melakukan impulsive buying karena tidak adanya waktu untuk berpikir ulang apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau tidak. Berbeda dengan marketplace yang memiliki promo flash sale yang biasanya memiliki durasi lebih panjang sehingga tidak terlalu memicu scarcity. 

Kelima hal tersebutlah yang menjadi alasan penting mengapa online live selling menjadi salah satu strategi yang jitu untuk mendapatkan penjualan tinggi dalam waktu yang relatif lebih singkat. Berbagai taktik perlu dirancang sebaik mungkin agar impact yang didapatkan menjadi lebih optimal. 

BACA JUGA: Event Marketing: Wadah Promosi dengan Bangun Kedekatan Pelanggan

Editor: Ranto Rajagukguk

Related