Produktivitas karyawan menjadi salah satu penentu keberhasilan sebuah perusahaan. Namun, tantangan besar bagi dunia usaha adalah menjaga kesehatan karyawan agar tetap optimal.
Nuri Purwito Adi, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), kesehatan pekerja tidak hanya mencakup fisik, tetapi juga aspek mental dan sosial yang saling berkaitan.
BACA JUGA: Selain Hemat Uang, Memasak juga Bermanfaat untuk Kesehatan Mental!
1. Penyakit Akibat Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yang tidak ideal dapat memicu penyakit akibat kerja. Misalnya, pekerja di area bising dalam jangka waktu lama berisiko mengalami gangguan pendengaran, sedangkan pekerja yang sering mengangkat beban berat berpotensi menghadapi masalah pada otot dan sendi.
“Meski risiko ini ditanggung BPJS Ketenagakerjaan, pencegahan tetap menjadi tanggung jawab perusahaan untuk menjaga produktivitas karyawan,” kata Adi dalam THE 101ST JAKARTA CMO CLUB bertema Empowering Wellness for Entrepreneurs and Professionals di inHARMONY Tower, Jakarta, Kamis (9/1/2025).
2. Ancaman Penyakit Infeksi di Tempat Kerja
Tuberkulosis dan COVID-19 adalah contoh penyakit infeksi yang membawa beban tinggi bagi perusahaan. Penyakit ini tidak hanya mengurangi kehadiran pekerja, tetapi juga berisiko mengganggu operasional bisnis.
“Implementasi protokol kesehatan dan program vaksinasi harus menjadi prioritas untuk melindungi tenaga kerja,” ujar Adi.
3. Masalah Penyakit Kronis
Penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan obesitas semakin sering ditemui di kalangan pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kemampuan fisik, tetapi juga konsentrasi kerja.
“Program kesehatan yang menyasar deteksi dini dan edukasi dapat membantu perusahaan dalam memitigasi dampaknya terhadap produktivitas,” kata Adi.
4. Mental Health
Mental health atau kesehatan mental menjadi isu yang semakin relevan dalam dunia kerja. Faktor seperti tekanan dari atasan yang tidak mendukung atau burnout dapat memicu masalah kesehatan mental.
Menurut Adi, kesehatan mental yang terganggu dapat menurunkan kinerja pekerja secara signifikan. Adi mengingatkan pentingnya pendekatan holistik dalam menjaga kesejahteraan pekerja.
“Kesehatan itu harus paripurna, yakni sehat fisik, mental, dan sosial,” ujarnya.
5. Fenomena Presenteeism
Presenteeism, yaitu hadir di tempat kerja tetapi tidak produktif karena gangguan kesehatan, sering kali tidak disadari oleh perusahaan.
BACA JUGA: Layanan di Sektor Kesehatan Belum Merata, Bagaimana Solusinya?
Kondisi seperti sakit kepala yang mengganggu fokus atau tekanan emosional yang membuat pekerja sulit berkonsentrasi, dapat menurunkan produktivitas secara signifikan meski karyawan tetap hadir di kantor.
Kesimpulannya, menjaga kesehatan karyawan adalah investasi penting bagi keberlanjutan bisnis. Dengan memahami dan menangani berbagai tantangan kesehatan, perusahaan tidak hanya melindungi tenaga kerja tetapi juga memastikan kelancaran operasional dan profitabilitas jangka panjang.
Editor: Tri Kurnia Yunianto