5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Brand Manager dalam Strategi Branding

marketeers article
Ilustrasi: 123RF

Melakukan eksekusi terhadap strategi branding memang bukan urusan yang mudah. Butuh perencanaan yang matang, perhitungan yang tepat, ditambah dengan intuisi yang tajam dari seorang brand manager. Kesalahan dalam branding pun dapat berakibat fatal.

Jika tidak dilakukan dengan benar, strategi branding yang dikerahkan bisa menjadi tidak bermanfaat bahkan hanya membuang-buang uang. Berangkat dari sini, Marketeers merangkum 5 kesalahan umum yang sering dilakukan oleh seorang brand manager saat menjalankan strategi branding. Berikut ulasannya:

1. Tidak memahami target pasar dengan baik

Brand manager seringkali salah memahami target pasar atau tidak melakukan riset pasar yang cukup untuk memahami perilaku dan kebutuhan konsumen. Akibatnya, merek tidak dapat menjangkau dan memengaruhi konsumen dengan efektif.

2. Tidak konsisten dalam komunikasi merek

Ketika melakukan branding, penting untuk Anda para brand manager memastikan bahwa pesan merek konsisten pada semua saluran komunikasi, mulai dari iklan, situs web, hingga kampanye media sosial. Sayangnya, tak sedikit brand manager yang membuat kesalahan dengan tidak konsisten dalam pesan dan citra merek, yang dapat menyebabkan kebingungan bagi konsumen.

BACA JUGA: Bukan Cuma Logo, Ini 7 Ceklis Penting Membangun Sebuah Brand

“Membangun brand itu sama seperti orang membangun bisnis. Perlu kerja keras, disiplin, dan tidak bisa main curang,” ungkap Ignatius Untung, Praktisi Marketing & Behavioral Science dalam program Market Think di channel YouTube Marketeers TV.

3. Tidak mengikuti tren atau perubahan di pasar

Pasar selalu berubah dan berkembang, dan brand manager yang tidak responsif terhadap tren dan perubahan di pasar dapat membuat merek tertinggal. Sebab itu, brand manager perlu selalu mengikuti tren dan melakukan penyesuaian agar merek dapat terus relevan.

Iwan Setiawan selaku CEO Marketeers mengatakan, ada perilaku dari konsumen yang dinamakan hedonic treadmill. Hal ini mengacu pada perasaan manusia yang tidak akan bertahan lama bila mengalami perasaan sedih atau senang.

“Misalnya, ada satu individu yang suka sama satu produk. Dan dalam 2-3 bulan perasaan dia akan kembali normal ke produk tersebut. Hal yang sama terjadi kalau kita merasa kecewa dengan sebuah brand. Ini alasan kenapa manusia tidak pernah puas,” ujar pria yang juga penulis buku Marketing 5.0 bersama Phillip Kotler dan Hermawan Kartajaya.

Sebab itu, seorang brand manager harus peka dan menggerakkan agilitas dari merek agar tetap relevan dengan konsumen atau target audiens.

BACA JUGA: Enam Tahapan Lakukan Agile Marketing

4. Tidak memiliki USP

Kesalahan dalam branding selanjutnya adalah banyak brand manager berfokus terlalu banyak pada promosi dan citra merek, tetapi tidak memiliki unique selling point (USP) yang membedakan merek mereka dari pesaing. Tanpa nilai unik ini, merek cenderung kehilangan daya tarik dan sulit bersaing di pasar.

5. Tidak melakukan evaluasi dan pengukuran kinerja merek

Brand manager seringkali gagal dalam mengukur efektivitas strategi branding mereka, sehingga sulit untuk mengetahui apakah merek mereka berhasil atau tidak. Sebab itu, evaluasi dan pengukuran kinerja merek harus dilakukan secara teratur untuk memastikan bahwa strategi branding merek berjalan dengan baik.

Berikut lima kesalahan dari para brand manager dalam melakukan strategi branding. Dengan memahami kesalahan-kesalahan umum ini, Anda dapat belajar dan melakukan antisipasi.

Related