5 Tradisi Unik Menyambut Ramadan yang Sarat Makna

profile photo reporter Ratu Monita
RatuMonita
16 Februari 2025
marketeers article
Ilustrasi Ramadan. (FOTO: 123RF)

Bulan Ramadan 2025 sudah di depan mata. Masyarakat Indonesia pun sudah bersiap menyambut momen spesial ini. Sejumlah masyarakat bahkan menyambut Ramadan dengan tradisi unik memeriahkan bulan suci.

Mengutio dari laman Kementerian Pariwisata RI, tradisi-tradisi menyambut Ramadan ini pun telah dilakukan secara turun-temurun sebagai salah satu bentuk melestarikan budaya dan adat istiadat.

Tradisi untuk menyambut ramadan ini menyimpan makna mendalam yakni untuk menyucikan diri, saling mendoakan dan memaafkan, sekaligus menjalin silahturahmi antar sesama. Berikut ini beberapa tradisi menyambut Ramadan yang dijalani masyarakat Indonesia:

1. Cucurak (Jawa Barat)

Tradisi Cucurak atau dalam Bahasa Sunda diartikan sebagai bersenang-senang dan berkumpul bersama keluarga besar dalam menyambut bulan suci Ramadan.

BACA JUGA Sambut Ramadan 2025, Nada Puspita Pamerkan Koleksi Ikat Harmony

Bukan hanya berkumpul, tradisi ini biasanya diisi dengan makan bersama beralas daun pisang sambil duduk lesehan. Menu yang biasa disajikan mulai dari nasi liwet, tempe, ikan asin, serta sambal dan lalapan.

Menurut kepercayaan masyarakat Sunda, tradisi Cucurak menjadi momen silahturahmi dengan berkumpul dan makan bersama, serta ajakan untuk saling bersyukur atas segala rezeki yang diberikan oleh Tuhan.

2. Padusan (Yogyakarta)

Masyarakat Yogyakarta juga punya tradisi unik untuk menyambut bulan puasa yakni dengan Padusan atau dalam bahasa Jawa diartikan dengan padus (mandi).

Tradisi Padusan dilakukan sebagai bentuk penyucian diri, sekaligus membersihkan jiwa dan raga dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadan.

Jika diartikan lebih dalam, tradisi ini sebagai momen untuk merenung dan intropeksi diri atas kesalahan yang pernah diperbuat.

3. Marpangir (Sumatra Utara)

Berikutnya ada marpangir yang dilakukan di beberapa daerah di Sumatera Utara yang dilakukan dengan tradisi mandi secara tradisional menggunakan dedaunan atau rempah.

BACA JUGA Sambut Ramadan 2025, SOYJOY Hadirkan Varian Rasa Kurma Nastar

Seperti daun pandan, daun serai, bunga mawar, kenanga, jeruk purut, daun limau, akar wangi, dan bunga pinang sebagai wewangian.

Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk membersihkan diri menjelang masuk bulan Ramadan.

4. Meugang (Aceh)

Masyarakat Aceh menyambut bulan suci dengan melakukan tradisi Meugang atau Haghi Mamagang.

Diketahui, tradisi ini sudah dilakukan sejak zaman Kerajaan Aceh Darussalam, atau sudah berlangsung sejak abad ke-14.

Tradisi Meugang diisi dengan kegiatan memasak daging sapi, kambing, atau kerbau sehari sebelum bulan Ramadan. Olahan daging tersebut disantap bersama dengan seluruh anggota keluarga, kerabat, atau yatim piatu.

5. Mattunu Solong (Sulawesi Barat)

Terakhir ada Mattunu Solong, tradisi menyambut bulan puasa yang dilakukan oleh masyarakat Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

BACA JUGA: Festival Pasar Rakyat 2024 Dorong Revitalisasi Pasar Tradisional

Tradisi ini dilakukan dengan menyalakan pelita tradisional yang terbuat dari buah kemiri dan ditumpuk dengan kapuk, lalu dililitkan pada potongan bambu. Pelita tersebut ditempel di pagar, halaman, anak tangga, pintu masuk, hingga dapur.

Menurut kepercayaan, tradisi ini memiliki makna untuk mendapatkan keberkahan dari Sang Pencipta dalam menyambut bulan suci Ramadan.

Selain itu, tradisi ini juga dilakukan sebagai permohonan kepada Tuhan yang Maha Esa agar senantiasa memberikan kesehatan dan umur panjang, sehingga bisa menunaikan ibadah puasa dengan lancar.

Editor: Eric Iskandarsjah Z

 

Related

award
SPSAwArDS