Berani Mengubah AP 1 Untuk Pengalaman WOW

marketeers article

Kesan apa yang Anda harapkan ketika tiba di sebuah bandar udara? Bangunan yang megah, bersih, dan teratur? Lebih dari itu, Angkasa Pura I sebagai pengelola bandara di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur seperti Surabaya, Bali, Balikpapan, Manado, dan sepuluh bandara lainnya menyajikan konsep smart airport dan tourism airport.

Angkasa Pura I sejak tahun 2015 melakukan transformasi di seluruh bandara di bawah payung mereka, seperti bandara di Manado, Solo, Lombok, Kupang, Ambon, Semarang, Banjarmasin, Yogyakarta, Makassar, dan Surabaya.

Mochammad Asrori, Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I (Persero) mengatakan, sebagai salah satu sosok di balik suksesnya transformasi ini, AP I mulai melakukan eksekusi melalui program Collaborative Destination Development (CDD). Melalui program ini, AP I  berinisiasi untuk menjalin kolaborasi dengan stakeholder terkait, yakni airline, airport, dan pariwisata.

Upaya ini dilakukan karena Asrori melihat kenyataan bahwa trafik di bandara kebanyakan datang dari para wisatawan sebesar 78% dan konsumen yang bepergian untuk urusan bisnis sebesar 22%. Dengan cara ini, AP I tengah membangun pengalaman yang WOW sejak pertama kali konsumen menginjakkan kaki di bandara.

Berbagai upaya perbaikan pun digelar. Misalnya, menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan melalui Tourism Information Center dengan melatih sekelompok perempuan yang dijadikan sebagai Duta Bandara, melakukan integrasi informasi dengan hotel-hotel, menyapa pelanggan melalui SMS, contact center, dan penggantian website menjadi www.AP1.co.id, serta memperkuat jaringan Wi-Fi untuk menjawab kebutuhan akan konektivitas.

Upaya ini pun langsung berdampak positif bagi bisnis AP I, seperti di Manado dan Lombok. Di Manado, sudah ada penerbangan langsung dari beberapa kota di China menuju Manado. Di Lombok, kini terdapat charter flight ke Korea Selatan. Secara keseluruhan, trafik di bandara yang telah melaksanakan program CDD ini mengalami pertumbuhan penumpang yang tinggi. Pada tahun 2016, misalnya, jumlah penumpang di bandara milik AP I meningkat hingga 14,6% dibanding tahun 2015.

Asrori mengatakan, ujung dari upaya ini adalah memaksimalkan revenue melalui pengembangan kualitas pelayanan, termasuk pendapatan non-aero. Artinya, ketika pelayanan meningkat dan konsumen telah enjoy di critical point, yakni saat mereka checking, bukan tidak mungkin peluang-peluang baru bisa digali untuk mendongkrak pendapatan lagi.

Related