8 Cara Efektif Menarik Perhatian Zillenials pada Tahun 2025

marketeers article
Ilustrasi zillenials. (FOTO: 123RF)

Seperti ular yang berganti kulit, komunikasi bisnis juga harus bertransformasi di Tahun Ular Kayu 2025 untuk menjangkau generasi digital native atau yang dikenal dengan zillenials. Langkah untuk menjangkau generasi ini merupakan langkah krusial karena diproyeksikan zillenials akan mendominasi 75% angkatan kerja global.

Suci Marini Novianty, M.Si., Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya, menegaskan, untuk menyasar segmen tersebut, penting untuk memanfaatkan teknologi seperti metaverse, kecerdasan buatan dan pendekatan hyperlocal untuk mendekati generasi ini.

Zillenials memiliki sensitivitas tinggi terhadap ‘gimmick‘ atau promosi yang tidak sesuai dengan nilai mereka. Oleh karena itu, konsistensi antara pesan dan tindakan nyata sangat penting untuk membangun kepercayaan,” jelasnya dalam siaran pers kepada Marketeers, Senin (6/1/2025).

BACA JUGA: 68% Penjualan Asuransi Allianz Berasal dari Agen Gen Z dan Milenial

Untuk membantu merek dalam menjalani transformasi ini, Magpie Public Relations pun meluncurkan hasil riset yang bertujuan untuk membantu pemilik brand dan pengambil keputusan dalam meraih perhatian generasi milenial dan generasi Z (zillenials) yang semakin mendominasi pasar.

Berikut adalah delapan tren utama yang perlu diperhatikan:

Zillenials, Generasi Penentu yang Mendominasi Angkatan Kerja Global

Generasi zillenials yang dikenal sebagai generasi tech-savvy ini sangat peduli dengan work-life balance, serta isu-isu sosial. 83% di antaranya mengharapkan merek yang lebih etis dan bertanggung jawab.

Oleh karena itu, komunikasi bisnis yang dilakukan merek harus menyesuaikan dengan nilai-nilai dan preferensi generasi ini, dengan menekankan keaslian, storytelling, dan interaksi yang mendalam.

Metaverse, Era Branding di Dunia Virtual

Metaverse semakin diminati oleh generasi muda. Platform imersif ini menawarkan peluang baru untuk branding, engagement, dan customer experience.

BACA JUGA: Ingin Buka Coffee Shop? Perhatikan 7 Tren Ini untuk Menarik Pelanggan

Dengan 40% perusahaan global berencana hadir di metaverse pada tahun 2025, penting bagi merek untuk menciptakan pengalaman yang imersif, relevan, dan menarik minat zillenials melalui metaverse.

Autentik, Kunci Membangun Kepercayaan Konsumen

70% konsumen lebih mempercayai merek yang autentik dan transparan. Keaslian menjadi kunci dalam menarik perhatian zillenials yang menginginkan pesan yang jujur.

Oleh karena itu, merek harus menghindari taktik pemasaran yang terasa dibuat-buat dan fokus pada pembuatan konten yang tulus dan bermakna. Storytelling yang kuat dan human-centered akan lebih beresonansi dengan generasi ini.

Pemanfaatan AI untuk Optimalisasi Komunikasi

Penggunaan AI dapat membantu merek memahami preferensi dan perilaku zillenials melalui analisis data dan social listening. 

BACA JUGA:4 Mitos Keuangan yang Tidak Relevan Lagi Bagi Gen Z

Dengan 80% bisnis berencana mengintegrasikan AI pada 2025, teknologi ini dapat membantu merek dalam mempersonalisasi pesan dan memberikan pengalaman yang lebih relevan, serta mengoptimalkan komunikasi.

Video Pendek, Cara Jitu Menarik Perhatian Zillennials

Zillenials adalah generasi yang sangat mobile-savvy dan sangat menyukai video online, dengan 70% pengguna internet menonton video setiap minggu. Oleh karena itu, merek perlu memanfaatkan platform video pendek seperti TikTok dan Instagram Reels untuk menciptakan konten yang menarik dan engaging bagi zillenials.

Membuat Koneksi yang Lebih Personal dengan Budaya Lokal

90% konsumen Indonesia lebih merasa terhubung dengan merek yang peka terhadap budaya lokal. Oleh sebab itu, merek perlu memperhatikan relevansi lokal dalam komunikasi mereka untuk menjangkau zillenials di Indonesia secara efektif.

Hal ini meliputi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, mempertimbangkan dialek atau bahasa daerah jika relevan. Penyesuaian pesan dengan konteks budaya Indonesia dan kolaborasi dengan influencer lokal dapat memperkuat hubungan emosional dengan audiens.

Memanfaatkan CEO dan Karyawan sebagai Duta Merek

Di era digital, CEO activism dan employee advocacy terbukti efektif meningkatkan reputasi merek. Zillenials cenderung lebih percaya informasi dari individu yang mereka kenal atau kagumi, seperti CEO dan karyawan.

BACA JUGA: Riset GBG: 56% Bisnis di Indonesia Jadi Korban Fraud Digital

CEO yang aktif menyuarakan pendapat tentang isu-isu sosial dan lingkungan dapat meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan terhadap merek. Sementara employee advocacy dapat memperkuat pesan merek dan menjangkau jaringan yang lebih luas secara organik.

Komunikasi Krisis: Benteng Terakhir Melawan Serangan Siber

Kerugian akibat kejahatan siber di seluruh dunia mencapai angka fantastis, yaitu US$ 8 triliun pada tahun 2023, semakin
menggarisbawahi urgensi penanganan serangan siber. Dalam situasi darurat seperti ini, komunikasi krisis bukan hanya pilihan, melainkan keharusan.

Komunikasi krisis yang efektif menjadi kunci untuk mengatasi dampak negatif dari serangan siber dan menjaga kepercayaan publik. Respon cepat, proaktif, transparan, dan langkah-langkah konkret sangat diperlukan untuk memulihkan citra dan
bisnis yang terdampak.

Editor: Eric Iskandarsjah Z

Related

award
SPSAwArDS