Hermawan Kartajaya, Founder and Chair MCorp sekaligus pakar pemasaran Indonesia terus mendorong perusahaan atau merek tetap adaptif di tengah kondisi ekonomi global yang terpengaruh kebijakan Amerika Serikat (AS). Diketahui, AS lewat pemerintahan Donald Trump melakukan proteksionisme dagang dengan mengenakan tarif ke sejumlah negara, khususnya Cina.
Untuk tetap adaptif, Hermawan menawarkan konsep QCDS, yaitu quality, cost, delivery, and service secara baik. Dari segi kualitas, merek dituntut tidak sekadar bermain pada fungsionalitas produk, tetapi juga nilai emosional hingga spiritualitas pelanggan.
BACA JUGA: 5 Wisata Dekat Surabaya yang Ideal untuk Liburan Panjang Akhir Pekan
“Anda bisa pilih dari quality itu, kalau tidak bisa menekankan functional, paling tidak bisa mesti emotional, atau bisa spiritual. Akan tetapi, tetap harus ada keseimbangan,” kata sosok yang karib disapa HK ini dalam sesi perdana LEAD 2025 Masterclass, Kamis (24/4/2025).
Ardhi Ridwansyah, COO MarkPlus Institute menambahkan untuk mengejar quality product, aspek fungsionalitas, emosional dan spiritualitas yang ditawarkan harus bisa saling melengkapi bukan menggantikan. Ini bisa dicontohkan bagaimana mobil listrik yang mengedepankan keberlanjutan tetap memperhatikan elemen-elemen lain, mulai dari desain hingga kenyamanan.
BACA JUGA: Setelah GQuuuuuux, Gundam Kembali Perkenalkan Seri Manga Baru
“Mobilnya ramah lingkungan tapi tidak nyaman digunakan, dan modelnya jelek, tentu tidak bisa demikian. Jadi memang quality harus diperhatikan betul-betul,” ujarnya.
Selanjutnya, dari sisi cost, Hermawan menyarankan para merek juga melakukan efisiensi biaya. Umumnya, perusahaan melakukan efisiensi dari segi operasional. Namun, investasi strategis yang bertujuan untuk mendukung pertumbuhan bisnis tetap harus dijalankan.
“Untuk delivery, rantai pasok dan ekosistem harus lincah dan kolaboratif. Skala dan kecepatan menjadi penentu relevansi bisnis di era digital,” ucapnya.
Untuk service, Hermawan mewanti-wanti para merek tidak hanya fokus terhadap hasil akhir, tapi memperhatikan interaksi dan lingkungan fisik yang mendukung pengalaman pelanggan.
Demi merespons tantangan bisnis lewat konsep QCDS, dia membagikan tiga pendekatan yang bisa menjadi perhatian. Pertama adalah growth. Hermawan mengajak merek tetap mengejar pertumbuhan usaha lewat inovasi produk hingga peluang kemitraan baru.
Pendekatan kedua, yaitu stability yang mana menjaga efisiensi, dan fokus pada layanan fungsional serta rantai pasok yang stabil. Sementara itu, pendekatan ketiga, yaitu retrenchment. Para merek bisa melakukan refocusing core business dan mengurangi sejumlah variabel biaya yang membebani keuangan.
Editor: Ranto Rajagukguk