Tahun Baru Imlek identik dengan tradisi berbagi angpao, yang mana anak-anak biasanya menjadi penerima utama. Sebagai orang tua, Anda bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajarkan mereka cara mengelola uang dengan bijak.
Dilansir dari Fi Life, berikut tiga cara sederhana yang bisa Anda ajarkan agar anak memahami pentingnya perencanaan keuangan sejak dini:
BACA JUGA: 5 Buku yang Bisa Jadi Panduan Kelas Menengah untuk “Naik Kelas”
Menabung
Mengajarkan anak menabung adalah langkah pertama dalam membangun kebiasaan finansial yang baik. Supaya lebih menarik, ajak mereka menghitung uang angpao bersama keluarga dan jadikan aktivitas ini sebagai momen belajar yang menyenangkan.
Untuk memberikan motivasi lebih, Anda bisa menerapkan sistem hadiah, seperti menambahkan jumlah yang sama jika anak setuju menyimpan uangnya di bank. Bawa mereka ke ATM untuk menyetor uang.
Tunjukkan pula bukti setoran tersebut agar mereka memahami bahwa menabung bukan sekadar menyimpan, tetapi juga bagian dari perencanaan keuangan.
Investasi
Selain menabung, Anda juga dapat mengajarkan anak untuk investasi. Cari tahu apakah Anda bisa membuka portofolio investasi atas nama anak, lalu ajak mereka memantau perkembangan investasinya secara berkala.
Saat nilai investasi naik dan turun, beri mereka pemahaman bahwa fluktuasi pasar adalah hal yang wajar. Ini akan membantu mereka belajar menghadapi risiko dengan tenang, bukan panik.
BACA JUGA: 5 Pengeluaran yang Bisa Dipangkas demi Wujudkan Frugal Living
Sebagai panduan, pilihlah investasi berbasis saham yang cenderung memberikan hasil lebih besar dalam jangka panjang, dan hindari cryptocurrency untuk tabungan anak.
Belanja dengan Bijak
Meski menabung dan investasi penting, bukan berarti anak sama sekali tidak boleh menikmati uang angpaonya. Alokasikan sekitar 20%-30% untuk mereka gunakan sesuai keinginan, namun tetap dengan perencanaan yang baik.
Dorong anak untuk memikirkan barang yang benar-benar mereka inginkan dan beri waktu untuk mempertimbangkannya sebelum membeli. Hindari membiarkan mereka berbelanja tanpa tujuan di mal karena bisa mendorong keputusan impulsif yang berujung pada penyesalan.
Editor: Ranto Rajagukguk