Akselerasi Digital Dorong Penurunan Transaksi Offline Nasabah

marketeers article
Digital transformation, disruption, innovation. Business and modern technology concept.

Sejak pandemi nasabah lebih senang bertransaksi secara digital. Hal ini pun telah difasilitasi oleh bank dengan memperkokoh layanan digitalny, sehingga transaksi, pengajuan kartu kredit, hingga pembukaan rekening dapat dilakukan secara digital.

Hal ini kemudian disebut diperkirakan dapat meningkatkan jumlah penutupan kantor cabang bank. Salah satu faktor yang memengaruhi adalah efisiensi.

Pasalnya, dengan berkurangnya transaksi offline yang dilakukan nasabah, membuat kantor cabang sepi pengunjung, sementara biaya operasional terus berjalan.

Sejak pandemi nasabah lebih senang bertransaksi secara digital. Hal ini pun telah difasilitasi oleh bank dengan memperkokoh layanan digitalny, sehingga transaksi, pengajuan kartu kredit, hingga pembukaan rekening dapat dilakukan secara digital.

“Selama ini biaya sewa kantor cabang, biaya perawatan, interior sampai biaya karyawan relatif mahal. Kalau bank bisa potong semua biaya tadi dengan digitalisasi maka laba bank akan lebih gemuk, kata Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira.

Faktor lainnya yang mempengaruhi bank menutup kantor cabangnya adalah kompetisi yang makin ketat setelah kehadiran bank digital atau neo bank, yang juga berimbas luas kepada bank-bank transisional. 

Dalam aturan OJK, bank kini tidak perlu memiliki kantor cabang, cukup kantor pusat dan seluruh layanan dilakukan full digital. 

Kemudian, faktor regulasi juga berimbas pada dijualnya bank bank kecil untuk dijadikan sebagai bank digital. Kita melihat investor-investor dari luar negeri memborong bank bank yang modal intinya kecil untuk disulap jadi bank digital.

Langkah ini dinilai lebih aman dilakukan, dibandingkan jika harus memulai dari nol. Sebab, bank yang telah memiliki infrastruktur organisasi yang mapan lebih sulit disulap menjadi bank digital.

Related