Aksi Kecil Bisa Selamatkan Lingkungan

marketeers article
Foto: www.123rf.com

Masalah lingkungan menjadi salah satu persoalan serius yang hingga kini dihadapi dunia, termasuk Indonesia. Gaya hidup selama ini yang abai terhadap keberlanjutan lingkungan telah menyebabkan terjadinya berbagai permasalahan lingkungan, seperti adanya polusi hingga pencemaran lingkungan karena sampah.

Untuk mengurangi dan meneka  kerusakan lingkungan diperlukan kolaborasi dan aksi bersama yang dilakukan secara terus menerus. Kolaborasi bisa melibatkan dunia bisnis, pemerintahan, organisasi, hingga individu.   

Di dunia bisnis, Unilever sebagai salah satu perusahaan fast moving consumers goods (FMCG) sudah mulai memperkuat konsep keberlanjutan dan meningkatkan produksi produk ramah lingkungannya. Mengingat, produk-produk Unilever digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

“Upaya pelestarian ini diwujudkan melalui lima pilar utama yang diperhatikan perusahaan dalam proses produksi. Salah satu perwujuduan nyata, yaitu Home Care. September lalu, kami mengumumkan bahwa produk kami dengan transisi bahan baku yang tadinya 100 persen karbon, secara parsial kami mulai transisi ke bahan baku terbarukan,” tutur Veronika Utama, kata Home Care Director PT Unilever Indonesia, webinar, Unilever Katadata: Sustainability Day 2020.

Unilever juga melakukan transisi produk berjejak karbon rendah. Serta pembuatan produk dengan upaya menghemat penggunaan air, kemasan hasil daur ulang, hingga transisi produk berbahan kimia ke produk yang diformulasikan dengan cermat untuk konsumen.

Menurut Produk Development R&D Manager Home Care Unilever Indonesia Effendi Yonathan, upaya ini bertujuan untuk mengajak konsumen bisa lebih bijak dalam memilih produk yang digunakan sehari-hari.

“Agar para konsumen bisa lebih jeli dalam memilih barang-barang yang dipakai, misalnya sudah melalui izin registrasi Kemenkes. Sebabnya, secara regulasi sudah memenuhi minimum persyaratan,” ujar Effendi.

Lebih lanjut, konsumen kata dia, juga bisa mengacu pada lima pilar yang diterapkan Unilever. Mulai dari penggunaan kemasan yang bisa dilihat apakah berbahan karbon atau plant base, hingga dari segi instruksi penggunaan air.  “Dengan lebih meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, kami  yakin upaya menjaga bumi agar lebih bersih di masa depan, akan lebih mungkin untuk terealisasi,” ungkapnya.

Upaya kecil itulah yang juga beberapa tahun ini secara konsisten dilakukan oleh penyanyi Andien. Kini, Andien tercatat sebagai salah satu pegiat gaya hidup ramah lingkungan. Ia mengakui bahwa aksi untuk menjaga masa depan berkelanjutan ini, ia mulai dari hal-hal kecil sejak tahun 2018. Andien juga mendirikan Yayasan Setali. Bersama yayasan tersebut, ia mengampanyekan penggunaan produk fashion yang merupakan barang daur ulang.

“Di keluarga aku sering travelling, kita sesekali justru refreshing-nya bersihin sampah, aku ajak anakku, jadi membuat itu jadi sesuatu yang fun. Di rumah pilih-pilih sampah juga, sudah mengkompos itu sudah dua tahun, mengurangi penggunaan plastik,” ujar Andien.  

Menurut Pendiri Komunitas Zero Waste Indonesia, Maurilla Imron, saat ini kesadaran serupa yang dirasakan oleh Andien ini sudah mulai berkembang luas di tengah masyarakat, khususnya generasi milenial. Maurilla mengatakan, berdasarkan surveinya sudah lebih dari 50% generasi milenial yang saat ini merasa bertanggung jawab atas lingkungan.

“Hampir 3 tahun ini bisa terlihat dari tren yang ada di masyarakat mengenai gaya hidup berkelanjutan. Ada sebuah kebanggaan tersendiri mereka melakukan itu, sekarang juga sudah jauh lebih banyak influencer bahkan juga bisnis yang membahas hidup berkelanjutan,” ujar Maurilla.

    Related