Alasan Mengapa Konsumen Masih Beli Tiket Offline

marketeers article
59688247 plane ticket icon illustration design

Agen perjalanan online Traveloka mengumumkan bahwa aplikasi mobile-nya kini sudah menyentuh angka tujuh juta unduhan. Hal itu diungkapkan oleh Head of Marketing Traveloka Dannis Muhammad di Jakarta pada Selasa (23/8/ 2016) dalam acara penandatanganan kerja sama promo dengan Standard Chartered.

Angka terbilang cukup besar. Namun, jika dibandingkan dengan jumlah populasi penduduk Indonesia yang berjumlah 250 jutaan, angka itu tentu tidak sebanding. Ke mana sisanya yang banyak tersebut? Menurut data yang dilansir dari Standard Chartered, populasi tersentuh internet saat ini ada sekitar 88 juta orang. Artinya, dari pengguna internet pun masih ada gap jauh untuk jumlah unduhan sangat maksimal seperti aplikasi Traveloka.

Selain itu, ternyata masih ada beberapa sebab mengapa masih banyak traveller membeli secara offline. “Pengetahuan konsumen soal situs atau aplikasi perjalanan digital masih minim. Bagi mereka, tidak ada yang reliable. Selain itu, banyak juga yang tidak tahu keberadaan situs online perjalanan seperti Traveloka,” terang Dannis.

Akibatnya, kebiasaan untuk membeli offline masih besar dibanding hijrah ke online. Tapi, insight menarik dari Traveloka adalah ternyata konsumen yang baru pertama kali bersentuhan dengan situs atau aplikasi perjalanan online biasanya akan kembali lagi dan meninggalkan beli offline.

“Ketika orang membeli online itu berarti muncul kebiasaan baru tercipta ketika mereka balik lagi. Ada pengalaman bagus. Yang kami lakukan adalah dengan terus menjalankan strategi kolaborasi dengan partner, termasuk perbankan untuk mendorong konsumen belum offline menjadi online,” sambung Dannis.

Soal ditanya destinasi mana yang masih menarik konsumen ketika berkunjung ke Traveloka, destinasi lokal seperti Bali, Medan, Surabaya masih tergolong paling besar. Namun, selain ketiga kota itu, ada Yogya. Menurut Dannis walau mungkin tidak dikatakan 100% benar, konsumen masih menjadikan Bali sebagai destinasi utama yang kemudian akan mencari alternatif jika kapasitas ke sana sudah penuh. Yogyalah alternatif tersebut.

Selain soal rute penerbangan, Traveloka yang sudah kadung dikenal sebagai agen digital bagi maskapai penerbangan. Kini, ia mulai fokus lebih besar pada pemesanan hotel. Saat ini, memang porsi bisnis pesawat masih terbesar, namun bisnis pemesanan hotel meningkat pesat.

“Angka memang belum bisa saya sebutkan. Tapi, jangkauan kami sudah mencapai 100 ribu hotel ada di Traveloka,” tutup Dannis.

Editor: Sigit Kurniawan

Related