Alasan Meta Hadirkan Toko Ritel Fisik Metaverse

marketeers article
Foto: instagram.com/zuck

Perusahaan teknologi Meta Platforms Inc dikabarkan berencana membangun toko fisik ‘metaverse’ pertama di dunia Meta Store. Melansir artikel Quartz, toko fisik pertama Meta ini akan terletak di Burlingame, California dan akan dibuka secara resmi pada 9 Mei 2022. 

Bukan untuk ‘menjual’ metaverse, pembukaan toko ritel Meta bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi konsumen untuk melihat bahkan mencoba langsung perangkat teknologi yang menjembatani mereka dengan dunia metaverse. Nantinya, Meta Store akan menyediakan berbagai rangkaian produk Meta seperti Ray-Ban Stories Smart Glass, Quest 2 dan The Portal. Tak hanya itu, Meta Store juga menawarkan demonstrasi produk secara interaktif sehingga konsumen bisa mendapatkan pengalaman langsung menuju dunia metaverse.

“Kami tidak menjual metaverse pada toko ritel kami. Namun dengan menghadirkan toko fisik, kami membayangkan orang-orang akan datang dan mendapatkan lebih banyak insight mengenai produk Meta dan bagaimana produk Meta dapat menghubungkan mereka dengan metaverse,” ujar Martin Gillard, Head of Meta Store mengutip keterangannya dalam Business Insider.

Gillard menambahkan, pembukaan Meta Store akan menjadi pengalaman tambahan bagi Meta untuk merancang strategi ritel mereka ke depannya. Melalui Meta Store, Meta akan mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk bereksperimen dan menjaga customer experience yang menjadi faktor penting dalam pengembangan perusahaan.

Mark Zuckerberg, CEO Meta Platforms Inc memiliki ambisi besar untuk menjadikan Meta serbagai perusahaan pelopor metaverse. Ambisi tersebut membuat perusahaan yang menaungi platform sosial media Facebook, Instagram dan WhatsApp tersebut mulai berfokus pada pengembangan teknologi untuk layanan dan bisnis metaverse. Mengutip New York Time, Meta telah menghabiskan dana hingga US$ 10 miliar atau Rp 143 triliun untuk mengembangkan Reality Labs Division yang bertanggung jawab dalam pembangunan bisnis metaverse. 

Sayangnya, ambisi tersebut membawa kerugian bagi Meta. Pengeluaran untuk bisnis metaverse membuat laba Meta turun hingga 8% menjadi US$ 10,3 miliar pada kuartal IV-2021. Ditambah, berdasarkan Google Trends, terdapat penurunan tajam untuk pencarian istilah metaverse pada kuartal pertama tahun 2022. Namun tampaknya, hal ini tidak menurunkan ambisi Zuckerberg untuk terus mengembangkan metaverse melalui Meta. 

Berdasarkan artikel Quartz, tantangan terbesar dari misi industri teknologi virtual reality adalah meyakinkan konsumen baru bahwa perangkat teknologi yang menghadirkan interaksi imersif layak untuk dicoba. Awareness konsumen terhadap perangkat-perangkat ini masih cukup rendah, dan Meta berusaha untuk membangun Mind Share konsumen melalui toko fisik mereka.

Dengan menghadirkan brick-and-mortar-store yang mengedepankan konsep user experience, Meta berupaya mengenalkan produk pada konsumen yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan perangkat teknologi mereka. Harapannya, inovasi ini dapat membantu mendiversifikasi model bisnis perusahaan sekaligus memperkuat kondisi ekonomi Meta.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related