Alasan MMKSI Nekat Memasarkan Mitsubishi New Outlander PHEV

marketeers article

Sudah bisa dipastikan bahwa Mitsubishi New Outlander PHEV akan resmi mengaspal di Gaikindo Indonesia International (GIIAS) 2019. Langkah Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) ini terbilang nekat lantaran sampai hari ini belum ada regulasi tentang mobil listrik. Otomatis, infrastruktur pendukungnya pun belum ada.

Tentunya, menjadi pertanyaan, apa yang membuat (MMKSI) nekat memasarkan mobil listrik yang nantinya akan dibanderol antara Rp 1,2 miliar – 1,3 miliar ini.  Apalagi, inisiatif menghadirkan mobil berteknologi hybrid plug-in datang dari MMKSI, bukan desakan dari Mitsubishi Motors Corporation (MMC)

“Ide mendatangkan Mitsubishi New Outlander PHEV datang dari MMKSI. Tidak ada tekanan dari Mitsubishi Motors. Kami ingin berkontribusi pada terciptanya kondisi udara yang lebih baik di negara ini.  Sehingga, Mitsubishi tidak mau menunggu adanya regulasi dan kesiapan infrastruktur pendukung mobil listrik. Sebaliknya, kami justru akan menyiapkan dan mewujudkannya,” kata Naoya Nakamura, Presiden Direktur PT MMKSI, saat mengenalkan produk ini.

Mitsubishi new Outlander PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) merupakan mobil yang ramah lingkungan dengan teknologi tinggi. Mampu mengubah mobilitas masyarakat yang penuh polusi menjadi aktivitas yang lebih bersahabat untuk lingkungan.

Hadir dengan teknologi plug-in hybrid – yang merupakan perpaduan mesin gasoline 2,4 L, motor dan juga baterai – menjadikan kendaraan ini ramah akan lingkungan dan tetap memberikan kenyamanan maksimal untuk penggunanya. Sumber utama penggerak kendaran yang digunakan juga memberikan performa halus dan responsif. Kendaraan ini mampu menempuh jarak hingga 650 km, terjauh dari mobil listrik lainnya.

“Soal stasiun pengisian baterai, MMKSI akan membangun di beberapa titik, seperti pusat perbelanjaan dan diler-diler Mitsubishi. Konsumen juga bisa melakukan isi ulang sendiri di rumah,” tambahnya.  Baterainya bisa diisi ulang dalam dua cara, yakni DC quick charger dengan lama waktu 2,5 jam dan AC normal charger yang butuh waktu 4,5 jam.

Kendaraan ini bukan saja sebagai sarana mobilitas, namun juga bisa berguna di kondisi darurat. Dilengkapi dengan teknologi listrik yang terintegrasi, produk ini memberikan manfaat yang sangat luas bagi kehidupan masyarakat. Dengan instalasi khusus, kendaraan ini dapat diisi ulang dengan tenaga listrik yang tersedia di rumah para pengguna.

Tidak hanya menggunakan tenaga listrik sebagai tenaga utamanya, namun kendaraan ini juga dapat menjadi sebuah generator yang menjadi sumber tenaga listrik untuk perangkat lainnya.Sebagai contoh, ketika listrik rumah padam karena daya yang tersimpan di baterainya mampu mengaliri listrik hingga 1500 watt.

    Related