OTT Jadi Tempat Beriklan Baru, Apa Alasannya?

marketeers article
Benon, France January 21, 2018: Woman Holding a touch pad and switching channels on France Netflix HomePage. with TV set on background. Netflix Inc. is an American multinational entertainment company founded on 1997

Industri hiburan mengalami perubahan akibat pandemi. Kebiasaan beaktivitas dari rumah membuat masyarakat lebih banyak mengonsumsi konten digital. Secara spesifik, masyarakat konsumen Indonesia lebih cepat mengadopsi layanan televisi streaming atau yang dikenal dengan over-the-top (OTT).

Layanan tersebut memungkinkan orang untuk melakukan streaming konten video melalui internet sesuai keinginan, dari perangkat apa saja seperti smart TV, komputer, hingga perangkat seluler.

Naik daunnya OTT di Indonesia ini memberi peluang baru bagi pengiklan untuk menjangkau audiens lebih luas. Asal tahu saja, saat ini ada lebih dari 66 juta penonton OTT di Indonesia yang rata-rata menyaksikan tiga miliar jam konten OTT setiap bulannya. Namun, kenyatan menarik mengatakan, belum banyak orang di Indonesia yang bersedia membayar untuk berlangganan platform OTT tersebut.

Realitas tersebut menjadi kabar baik untuk para pengiklan mengingat berdasarkan penelitian The Trade Desk dan Kantar, 95% penonton OTT bersedia untuk menonton iklan demi menonton konten secara gratis. Dari jumlah tersebut, sembilan dari sepuluh orang bersedia menerima dua atau lebih iklan per jam demi konten gratis — menjadikan konsumen Indonesia salah satu yang paling toleran terhadap iklan di Asia Tenggara.

Penerimaan konsumen terhadap model OTT yang didukung iklan ditambah dengan pertumbuhan platform OTTyang mendukung kehadiran iklan, membuka kesempatan yang besar bagi para pengiklan untuk mencapai tujuan kampanye mereka. Saat ini, platform OTT telah menyediakan penempatan iklan yang baru, menggabungkan kualitas konten televisi yang menarik perhatian dengan kemampuan targeting yang sangat tinggi dari saluran digital.

Dengan kemampuan The Trade Desk yang berbasis data dan terdepan di industri, pengiklan dapat mengakses pasar inventori premium yang menyediakan berbagai pilihan OTT dan memanfaatkan seluruh potensi dari iklan digital berbasis data. Menurut rilis yang disampaikan oleh BCW yang mewakili The Trade Desk, ada beberapa fakta menarik seputar iklan OTT tersebut.

Pertama, beriklan di OTT memungkinkan merek beriklan melampaui matriks kampanye tradisional yang hanya berbasis jangkauan (reach) dan frekuensi. Merek bisa mengaplikasikan data pada strategi beriklan. Mereka juga bisa mendapatkan insight kampanye secara lebih menyeluruh.

Kedua, OTT memberikan ruang bagi pengiklan untuk mengontrol frekuensinya. Pengiklan bisa mengatur batasan frekuensi di berbagai saluran media, dari situs web sampai aplikasi mobile, streaming music, hingga platform OTT. Pembatasan frekuensi secara real-time dapat memberikan pengalaman yang lebih positif bagi audiens dan juga lebih efektif dalam segi anggaran.

Ketiga, iklan di seluruh platform OTT dapat membantu pengiklan menjangkau audiens secara lebih efektif. Saat ini, konsumen dimanjakan dengan berbagai macam pilihan. Sekitar 82% penonton OTT menggunakan lebih dari satu OTT platform.

Related