Allianz Ungkap Leukemia Anak Jadi Kasus Klaim Tertinggi

marketeers article
Ilustrasi penderita leukemia pada anak. Sumber gambar: Allianz Indonesia.

PT Allianz Life Indonesia mengungkapkan leukemia kepada anak menjadi kasus dengan klaim asuransi tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Dari keseluruhan klaim kanker sebanyak 700 kali, kanker darah kepada anak memiliki persentase 56%.

Berdasarkan fact sheet yang dikeluarkan World Health Organization (WHO), kasus ini merupakan tantangan besar yang mana survival rate penderita kanker anak di negara berpenghasilan rendah dan menengah, seperti Indonesia, kurang dari 30%.

BACA JUGA: Marak Terjadi Kebakaran, Allianz Beberkan Tips Hitung Premi Perlindungan

Andre Prawira Putra, dokter spesialis onkologi radiasi di Tzu Chi Hospital dalam acara NgobrAZ (Ngobrol Bareng Allianz Citizens) menyebutkan beberapa faktor yang berpotensi meningkatkan risiko kanker anak antara lain faktor internal yang berupa kemungkinan seorang anak sudah memiliki mutasi genetik bawaan dari dalam kandungan yang kemudian dapat mendorong munculnya penyakit kanker.

Selain itu, terdapat kemungkinan juga mutasi pemicu kanker ini didapatkan setelah anak tersebut baru lahir. Kemudian faktor eksternal meningkatnya risiko kanker anak yaitu paparan zat-zat tidak baik yang memicu terjadinya mutasi pemicu kanker.

Terkenanya paparan zat kimia yang berbahaya ini dapat disebabkan oleh limbah atau polusi, termasuk polusi udara atau paparan zat yang memicu kanker pada makanan yang dikonsumsi anak.

BACA JUGA: Gandeng Bank CTBC, Allianz Luncurkan Asuransi Jangka Panjang untuk Kelas Menengah

“Berbagai faktor tersebut dapat memicu terjadi kanker pada anak kapan saja. Dengan mendeteksi penyakit ini sedini mungkin, peluang sembuh dari kanker anak semakin besar,” kata Andre melalui keterangan resmi, Senin (17/2/2025).

Kendati demikian, Kementerian Kesehaatan (Kemenkes) menyebutkan sebanyak 30% dari kasus kanker dapat disembuhkan apabila diobati pada keadaan dini. Adapun sebanyak 43% dari seluruh kasus kanker dapat dicegah peningkatan risikonya dengan menerapkan pola hidup sehat.

Untuk itu, kata Andre, penting bagi orang tua untuk selalu memperhatikan perubahan kondisi dan mengecek kesehatan anak secara rutin. Sebagai langkah pencegahan, deteksi dini kanker pada anak dapat dilakukan dengan memerhatikan beberapa gejala yang tidak wajar.

Adapun beberapa gejala umum yang dapat diperhatikan yaitu muncul memar, perdarahan, dan nyeri pada tulang sendi tanpa sebab. Kemudian ada perdarahan melalui hidung atau gusi secara tiba-tiba.

Selain itu, mata juling dan munculnya pupil putih bila disinari cahaya. Anak juga menunjukkan penurunan berat badan tanpa penyebab.

Gejala lain yang dapat diperhatikan adalah kondisi anak yang mengalami demam dengan tidak dapat dijelaskan dan tidak disertai tanda penyakit lainnya. Lalu, adanya benjolan atau pembengkakan tanpa ada rasa nyeri, atau tanda infeksi lainnya di berbagai bagian tubuh disertai beberapa bagian tubuh terdapat benjolan yang tidak simetris.

“Penderiat juga merasakan nyeri kepala secara terus menerus, atau ukuran kepala membesar pada bayi serta adanya gangguan saraf seperti gangguan berjalan,” ujarnya.

Untuk mencegeh penyakit ini, lanjut Andre, orang tua bisa menghindarkan anak dari paparan zat karsinogen dan menghindari paparan radiasi. Kamudian, selektif dalam penggunaan wadah plastik, memberikan nutrisi yang seimbang seperti mengonsumsi buah dan sayur, serta menerapkan pola hidup yang sehat sedari anak masih dalam kandungan.

“Langkah penting yang tidak boleh dilupakan oleh keluarga adalah dengan selalu menciptakan lingkungan yang mendukung dan positif sebagai bentuk dukungan emosional dalam mengelola stress dan menjaga kesehatan mental anak-anak,” kata Andre.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS