Amankah Penggunaan Software Online Meeting Selama di Rumah

marketeers article
online conference or webinar, business man working in the office, education on internet, e-learning

Imbauan bekerja di rumah menggiring jutaan pekerja menggunakan aplikasi layanan rapat maupun pertemuan online. Namun, lonjakan pengguna aplikasi rapat online justru memunculkan kekhawatiran terkait keamanan siber seiring meningkatnya kesadaran tentang privasi data pribadi.

Hasil riset perusahaan security global, Check Point, memperingatkan adanya aksi serangan siber yang mungkin terjadi akibat lonjakan penggunaan aplikasi rapat online yang tidak memiliki proteksi enkripsi end-to-end. Check Point menjabarkan bahwa 90% serangan siber dimulai dengan phishing, yang sebagian besar dimulai pada minimnya kepatuhan terhadap standar dasar keamanan siber.

Agus F. Abdillah, Chief of Products and Services Officer Telkomtelstra, menilai kesadaran keamanan siber memang wajar terjadi seiring meningkatnya kebutuhan bekerja secara virtual secara masif, terutama melakukan pertemuan online. Para pengguna aplikasi meeting online ini memiliki kesadaran akan keamanan yang berbeda-beda, namun pastinya tetap menuntut prioritas keamanan siber yang optimal.

“Saat ini berbagai perusahaan teknologi berlomba-lomba untuk menangkap peluang teknologi rapat online yang sedang dibutuhkan konsumen global. Namun, para pengguna harus jeli dalam melihat dampak keamanan siber dari platform yang digunakan,” ujarnya.

Agus memberikan sejumlah tips untuk memastikan keamanan platform dalam aktivitas rapat online. Pertama, mencermati standar keamanan aplikasi rapat online yang digunakan meskipun layanan itu tidak berbayar atau gratis. Konsumen harus secara detail mempelajari informasi dan persyaratan serta panduan penggunaannya.

“Karena bersifat layanan gratis, sering kali platform rapat online yang digunakan meminta dan mengumpulkan informasi pengguna sebanyak-banyaknya,” paparnya.

Kedua, lanjut dia, pengguna perlu mempelajari rekam jejak platform rapat online. Ketiga, apakah platform rapat online itu menyediakan enkripsi end to end. Dengan tidak adanya proteksi enkripsi end-to-end yang terstandarisasi, risiko peretasan semakin tinggi mengingat potensi aksi penyusupan dalam rapat online yang digelar secara private.

“Enkripsi end-to-end menyediakan lapisan keamanan ekstra yang membuat konferensi dan komunikasi secara signifikan lebih sulit untuk disadap,” jelasnya.

    Related