Amazon Perkirakan Bisnis Melambat pada Kuartal IV Tahun 2022

marketeers article
Amazon.com Inc. Sumber gambar: 123rf.

Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), Amazon.com Inc memperkirakan pendapatan usaha melambat pada kuartal IV tahun 2022. Hal ini disebabkan situasi ekonomi yang tidak menentu sehingga perilaku belanja konsumen belum dapat dipetakan dengan jelas.

Andi Jassy, Chief Executive Officer (CEO) Amazon mengatakan raksasa e-commerce itu memiliki ekspektasi yang rendah. Dia berpendapat hasil akhir pada kuartal IV tahun ini akan mengecewakan.

BACA JUGA: Amazon.com Kucurkan € 1 Miliar untuk Ekosistem Kendaraan Listrik

“Kami memperkirakan bisa membukukan hasil yang lebih rendah dari perkiraan untuk kuartal akhir tahun yang penting. Amazon mengharapkan pendapatan kuartal keempat antara US$ 140 miliar hingga US$ 148 miliar, yang tidak kurang dari US$ 15 miliar di bawah perkiraan analis,” kata Jassy dilansir dari retaildetail.eu, Senin (31/10/2022).

Jassy juga sangat berhati-hati tentang laba operasi, yang bisa berakhir pada titik terendah. Bahkan, apabila kondisinya semakin memburuk, laba operasi bisa nol hingga US$ 4 miliar.

BACA JUGA: Ekonomi Melambat, Amazon Hentikan Penjualan Amazon Glow

Adapun beberapa permasalahan yang memengaruhi pertumbuhan bisnis pada kuartal IV di antaranya inflasi energi yang meroket akhir-akhir ini. Kemudian, daya beli masyarakat masih belum pulih dengan sempurna imbas pandemi COVID-19.

Untuk memperbaiki neraca, perusahaan berusaha untuk memotong biaya gudang dan logistik, serta menghentikan karyawan baru dan menghentikan proyek inovasi. Misalnya, perusahaan baru-baru ini mencabut Scout, yang merupakan robot pengiriman yang sedang dikembangkan perusahaan.

“Kami sedang mempersiapkan apa yang bisa menjadi periode pertumbuhan yang lebih lambat,” ujarnya.

Di sisi lain, Jassy menyebut pada kuartal III tahun 2022, Amazon mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 15% menjadi US$ 127,1 miliar. Jumlah tersebut sedikit lebih lemah dari ekspektasi.

“Laba bersih merosot menjadi US$ 2,9 miliar. Segmen e-commerce mengalami pertumbuhan lebih dari 7% setelah dua kuartal mengalami penurunan dan menyumbang US$ 53,49 miliar. Tetapi, Amazon memperingatkan bahwa konsumen mungkin akan mengurangi pembelian mulai sekarang,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related