Anggaran Keamanan Siber Diperkirakan Meningkat Tiga Kali Lipat

marketeers article
Ilustrasi Keamanan Siber (FOTO:123RF)

Perusahaan global cybersecurity, Kaspersky memperkirakan sebanyak 17% perusahaan di kawasan Asia Pasifik akan meningkatkan anggaran keamanan digital atau teknologi informasi (TI) sebanyak tiga kali lipat. Hal ini dilakukan seiring dengan pertumbuhan penggunaan teknologi digital dan lanskap ancaman yang terus berkembang telah menghasilkan lonjakan dalam keamanan TI.

Chris Connell, Managing Director Asia Pasifik Kaspersky mengungkapkan, hasil survei dilakukan dengan melibatkan 3.230 responden yang berasal dari 26 negara. Perusahaan yang terlibat merupakan bisnis yang memiliki lebih dari 50 karyawan. Sebanyak 834 responden berasal dari Asia Pasifik.

Chris menyebut, anggaran TI untuk keamanan siber akan meningkat lagi selama tiga tahun ke depan bagi UKM dan perusahaan untuk menangani berbagai insiden. Anggaran keamanan siber rata-rata pada tahun 2022 adalah US$ 3,75 juta untuk perusahaan dengan US$ 12,5 juta yang dialokasikan untuk TI secara umum. Sementara itu, sektor usaha mirko, kecil, dan menengah (UKM) menginvestasikan US$ 150 ribu untuk keamanan TI dari anggaran TI rata-rata sebesar US$ 375 ribu.

BACA JUGA: Canalys: Investasi Keamanan Siber Diprediksi Naik 13,2% pada Tahun 2023

Di Asia Pasifik, UKM dan perusahaan akan meningkatkan anggaran pertahanan online mereka 3% lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 14%. Alasan untuk meningkatkan pengeluaran keamanan siber, responden dari Asia Pasifik secara khusus menyoroti kompleksitas infrastruktur TI sebanyak 61% untuk UKM lokal dan perusahaan lokal.

Kemudian, kebutuhan untuk meningkatkan level keahlian spesialis keamanan sebanyak 56% untuk kedua sektor. Faktor potensi risiko baru yang terjadi karena meningkatnya ketidakpastian geopolitik atau ekonomi disorot sebagai alasan peningkatan investasi sebesar 45% di UKM dan 50% di level perusahaan.

“Insiden keamanan siber seperti pelanggaran data dan serangan ransomware juga banyak melumpuhkan bisnis besar di kawasan ini pada tahun 2022. Meningkatkan anggaran untuk keamanan siber adalah langkah yang tepat untuk membangun pertahanan perusahaan terhadap serangan siber dan melindungi aset mereka dari ancaman yang mungkin terjadi di tahun 2023,” ujar Chris melalui keterangannya, Senin (20/2/2023).

BACA JUGA: Lima Trend Keamanan Siber 2023 Versi Palo Alto Networks

Menurutnya, penggunaan anggaran tambahan diharapkan akan membantu perusahaan lokal di Asia Pasifik dalam mengatasi sebagian besar masalah terkait keamanan TI. Tahun ini, lebih dari setengah atau tepatnya 59% bisnis menganggap masalah perlindungan data sebagai yang paling menantang.

Kekhawatiran terpenting kedua yang disoroti oleh 51% responden adalah biaya untuk mengamankan ruang lingkup teknologi yang semakin kompleks. Lalu, diikuti dengan masalah adopsi infrastruktur cloud 44%.

“Kelangsungan bisnis selalu bergantung pada keamanan informasi. Saat ini, ketika infrastruktur menjadi lebih kompleks dan serangan dunia maya menjadi lebih canggih, bisnis menjadi lebih sadar dunia maya dan lebih memahami kebutuhan untuk melindungi setiap aset di dalam organisasi,” ujarnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related