Anne Avantie Sulap Sisa Kain Terbakar di Pasar Klewer Jadi Kebaya

marketeers article

Terbakarnya Pasar Klewer pada Desember 2014 lalu menyisakan duka mendalam bagi sejumlah pihak. Dalam sekejap, sang jago merah tak pandang bulu memberangus sejumlah karya otentik dari para pengrajin di Kota Solo tersebut. Kejadian tersebut menumbuhkan simpati dari banyak pihak. Salah satunya, Anne Avantie, seorang desainer, yang ingin mengangkat optimisme kembali pasca tragedi.

Desainer kondang ini pun membawa sisa potongan kain yang terbakar itu ke dalam pertunjukan bertajuk “Pasar Klewer Riwajatmoe Kini” di Indonesia Fashion Week 2015. Anne ingin mengangkat kembali kenangan Pasar Klewer tersebut dalam pameran busana. Harapannya, Pasar Klewer tersebut bisa kembali dibangun dan menjadi sentra bagi kreativitas para pengrajin di Solo.

Menurutnya, bukan hanya pemerintah Solo yang punya pekerjaan untuk membenahi Pasar Klewer. “Ini menjadi tugas para insan industri fesyen untuk menghidupkan kembali semangat 5.000-an pengrajin di Solo,” ungkap Anne di Jakarta, Minggu (01/03/2015).

Di antara puing-puing reruntuhan, Anne meminta bantuan para pemulung untuk mengumpulkan sisa potongan kain yang terbakar. Anne menyulapnya menjadi mozaik cantik dan menjelma menjadi 21 koleksi kebaya. Warna-warna batik yang terbakar tetap dipertahankannya. “Cara penempelannya adalah menyulam dengan benang. Potongan-potongan kain itu disambung satu persatu,” cerita Anne.

Multimedia, tata lampu, dan tata suara ikut memukai ribuan pasang mata yang menyaksikan pameran di ajang fesyen tersebut. Lagu Badai Pasti Berlalu yang dilantunkan oleh Berliana Hutahuruk hari itu menambah haru pesan yang ingin disampaikan. Anne mempersembahkan pertunjukan ini untuk Indonesia.

Dalam karyanya kali ini, Anne ingin menunjukkan kepeduliannya pada Kota Solo. Perempuan kelahiran Solo itu mengatakan Pasar Klewer sejatinya adalah embrio dari dirinya. “Solo adalah cinta, awal, dan napas bagi saya,” kata Anne.

Fesyen, sambung Anne, adalah bahasa cinta dan seni. Perempuan itu tidak menjadikan momen ini sebagai media berjualan. Menurutnya, ini adalah murni untuk membangkitkan kembali semangat para pengrajin di Solo. “Ini adalah bagian dari budaya bangsa. Kita perlu menghidupkannya kembali,” tutup Anne.

Related