Aplikasi MyPertamina Dinilai Efektif Jaga BBM Subsidi agar Tepat Sasaran

marketeers article
MyPertamina dinilai efektif jaga bbm subsidi agar tepat sasaran. (Foto: Pertamina)

Pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) dan anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga akan mengatur pembelian bahan bakar minyak atau BBM subsidi melalui aplikasi MyPertamina. Upaya ini dilakukan agar subsidi yang dikerahkan dapat tepat sasaran.

Aplikasi MyPertamina diharapkan menjadi solusi efektif untuk membatasi pengguna BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar. Sebab aplikasi ini bisa menjadi alat ukur di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) agar distribusi BBM subsidi tepat sasaran.

“MyPertamina sudah dikenal pengemudi ojek online dan masyarakat pengguna BBM Pertamina,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia Igun Wicaksono dalam laporannya.

Sejak aplikasi MyPertamina hadir, banyak pengemudi ojek online (ojol) yang langsung mengunduh dan memanfaatkannya. Apalagi saat pandemi COVID-19 diberlakukan potongan harga. “Tapi, potongan harga itu kemudian dihentikan, sehingga banyak pengemudi ojol yang keluar lagi dari aplikasi itu,” kata Igun.

Padahal jika dihitung secara presentase, Igun memperkirakan pengguna aplikasi MyPertamina dari ojol bisa mencapai 20%. Ia pun menilai aplikasi ini cukup efektif. Namun sosialisasinya dinilai masih kurang.

Selain itu juga belum ada promo menarik bagi pengguna setia yang sudah men-download aplikasi ini. “Mungkin perlu promo seperti potongan pembelian BBM khusus pengguna MyPertamina. Itu gimmick diskon khusus marketing,” ujarnya.

BACA JUGA: Pertamina Buka Pendaftaran Pembelian BBM Subsidi Mulai 1 Juli

Igun kemudian memaparkan bahwa asosiasi yang dipimpinnya pernah menyampaikan usul kepada Pertamina tentang aplikasi ini. Misalnya, jika menginginkan agar penggunaan aplikasi MyPertamina lebih efektif, Pertamina dapat menggandeng para pegiat ojek online.

Selain itu, perlu juga adanya program khusus bagi pengguna aplikasi dan sosialisasinya. “Sayang, hingga saat ini belum ada respons lanjutan dari pihak Pertamina,” ujarnya.

Wawan Hermawan, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad) juga mengakui bahwa aplikasi MyPertamina di SPBU cukup memudahkan pengguna. Aplikasi ini akan mendeteksi pengguna maupun kendaraan yang mengisi BBM. Karena itu, penyaluran BBM bersubsidi akan lebih terpantau, sehingga tepat sasaran.

“Dengan aplikasi MyPertamina, konsumsi per kendaraan maupun individu juga akan mudah dideteksi,” ujarnya. Namun untuk penerapan aplikasi MyPertamina di wilayah Terdepan, Terpencil dan Terluar (3T), Wawan mengakui bahwa persoalan itu memang bukan perkara mudah. “Jauh dari kata siap,” ujarnya.

Karena itu, Wawan menyarankan, untuk wilayah 3T anggaran pemerintah lebih baik dimanfaatkan untuk meningkatkan sarana serta akses kesehatan dan pendidikan terlebih dahulu.

BACA JUGA: Indef: Konsumsi BBM Subsidi Didominasi Masyarakat Mampu

Sementara itu, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan, agar aplikasi MyPertamina semakin efektif, pemerintah harus memperkuatnya dengan payung hukum.

“Revisi Perpres Nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM, harus dilakukan, agar BBM bersubsidi tepat sasaran dan efektif dilakukan,” jelas Tauhid.

Aplikasi MyPertamina diharapkan menjadi solusi efektif untuk membatasi pengguna BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar. Sebab, aplikasi ini bisa menjadi alat ukur di SPBU agar distribusi BBM subsidi tepat sasaran.

“Saat ini, subsidi BBM mayoritas dinikmati masyarakat menengah atas. Agustus lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan bahwa lebih dari 86% penikmat subsidi Pertalite adalah orang kaya. Untuk solar, bahkan 89% dari total subsidi dikonsumsi orang mampu,” tutup Tauhid.

Related

award
SPSAwArDS