Aplikasi Tomps Siap Pantau Proyek Destinasi Pariwisata Super Prioritas

marketeers article

Implementasi proyek lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) sebagai bagian program penciptaan 10 “Bali Baru” telah dilengkapi aplikasi pemantaun proyek karya anak bangsa, Tomps. Lima DPSP yang terdiri dari Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo Flores, Mandalika serta Likupang dan ditargetkan mulai tahun 2022 kini dilengkapi alat supervisi online yang memudahkan pengelolaan proyek dari berbagai destinasi secara digital sehingga meningkatkan nilai transparansi, efektivitas, dan akuntabilitas di dalamnya.

“Aplikasi besutan PT Telkom Indonesia ini nantinya akan memberi kemudahan dalam mengelola proyek melalui supervisi daring,” tutur Edi Witjara, Direktur Enterprise and Business Service Telkom Indonesia melalui siaran tertulis.

Menurutnya, Tomps sebagai aplikasi monitoring akan digunakan dalam meningkatkan visibilitas dan performa proyek secara keseluruhan. Diharapkan, proses pelaporan aktivitas proyek lima DPSP dapat diakses lebih cepat, akurat, dan efektif.

Sebelumnya, dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (Rakornas Lima DPSP), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut B. Pandjaitan mengatakan, proyek ini akan fokus menyelesaikan beberapa isu. Seperti penyelesaian lahan, memusatkan lokasi wisata yang dikunjungi mancanegara, serta pengelolaan lokasi wisata di Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.

“Kita harus mampu mewujudkan pariwisata yang berkualitas dengan mengedepankan kepentingan bersama. Kita harus bekerja sama, terlebih masih ada beberapa isu yang memerlukan perhatian pemerintah,” ujarnya.

Selain Luhut, turut hadir pula Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno secara daring. Dalam Rakornas ini, Sandi mengatakan Kemenparekraf akan menitikberatkan pada pengembangan dan penguatan atraksi, aksesibilitas, amenitas, serta ancillary melalui berbagai program. Antara lain pengembangan destinasi wisata, sertifikasi pariwisata berkelanjutan, revitalisasi sarana di destinasi wisata, dan lainnya.

“Pengembangan ekonomi kreatif dengan beberapa program seperti Beli Kreatif Lokal juga menjadi perhatian. Kemarin program ini kita lakukan dengan Beli Kreatif Danau Toba dan terbukti bisa mengangkat tiga kali lipat penjualan produk ekonomi kreatif para pelaku UKM di Danau Toba,” ujarnya.

Selain itu, Kemenparekraf juga akan mengembangkan kesiapan produk ekonomi kreatif dari segi promosi, produksi, dan kualitas. Demikian juga dengan event-event daerah yang akan terus diperkuat. Kemenparekraf juga telah menetapkan anggaran untuk proyek lima DPSP sebesar Rp 351,6 miliar, atau naik 74,3% dari anggaran 2021 sebelumnya yakni Rp 201,7 miliar.

Di sisi lain, Edi Witjara menyebutkan bahwa langkah tersebut sebagai bentuk komitmen pemerintah dan Telkom Indonesia untuk turut andil menciptakan industri pariwisata yang lebih berkualitas.

“Melalui Tomps, Telkom berharap dapat menciptakan ekosistem manajemen proyek yang lebih baik untuk berbagai proyek lainnya di Indonesia. Ke depannya, diharapkan kualitas industri pariwisata di Indonesia dari berbagai lini kian meningkat dan menciptakan lebih banyak lagi titik pariwisata kelas dunia di Tanah Air,” pungkasnya.

Related