ASEAN, dari G2G Sampai M2M

marketeers article
33814327 asean flag

Semenjak didirikan pada 8 Agustus 1967, organisasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara atau yang popular dengan sebutan ASEAN telah mengalami tranformasi yang membuat dirinya menjadi kawasan yang diperhitungkan dunia – baik dari sisi ekonomi maupun sosial budaya dan politik.

Dalam perbincangan bersama Hermawan Kartajaya, Founder dan Chairman MarkPlus, Inc. sehari sebelum digelarnya ASEAN Marketing Summit 2017 (AMS 2017) pada 7 September 2017, dikatakan bahwa telah terjadi transformasi ASEAN sampai ulang tahunnya ke-50 tahun ini.

“Lima puluh tahun lalu, lima negara pendiri ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina merasa perlu punya ASEAN supaya kawasan ini aman dan damai. Upaya ini bersifat Government-to-Government atau G2G dan kemudian diikuti negara lainnya yang bergabung, yakni Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Kamboja, dan Laos,” ujar Hermawan yang juga salah satu dari tiga pendiri Philip Kotler Center for ASEAN Marketing sebagai penyelenggara AMS 2017 di samping Philip Kotler dan Prof. Hooi Den Huan.

Dalam perkembangannya, ASEAN tidak hanya punya satu pilar, yaitu Political-Security tapi berlanjut ke perjanjian disepakatinya ASEAN Free Trade Area atau AFTA pada 28 Januari 1992. Ini merupakan simbolisasi dari dipancangkannya pilar kedua, yakni pilar ekonomi dengan meningkatkan kegiatan Business-to-Business atau B2B. Korporasi dari sepuluh negara didorong untuk melakukan kegiatan di dalam kawasan ASEAN sendiri.

“Kemudian Social-Culture menonjol ketika ASEAN Economic Community dimulai. Walaupun fokus kawasan ini ada pada ekonomi, tapi kata community merupakan simbolisasi dari perlunya penggiatan People-to-People atau P2P,” sambung Hermawan.

Menurut Hermawan, dari Marketing “point of view”, ASEAN Market yang berjumlah sekitar 700 juta orang ini sudah semakin solid. Karena itu, berbagai korporasi baik lokal, regional maupun MNC yang ingin sukses di ASEAN harus punya strategi dan taktik yang khas ASEAN pula. Kedua, tahun 2017 lebih istimewa lagi karena bertepatan dengan ulang tahun ke dua puluh ASEAN Plus Three atau APT (ASEAN plus China, Jepang, dan Korea).

Dan, pada sekarang ini, terjadi transformasi menjadi Marketeer-to-Marketeer (M2M) yang mana ASEAN Marketing Summit yang digelar untuk ketiga kalinya ini menjadi wadah nyata para marketer di kawasan ASEAN untuk saling bertemu dan berjejaring. AMS 2017 ini akan dihadiri oleh asosiasi marketing di masing-masing negara anggota ASEAN.

“Besok, AMS 2017 menjadi ajang akbar para marketeer ASEAN!” tandas Hermawan. ASEAN Marketing Summit 2017 akan digelar besok pada 7 September 2017 di Raffles Hotel Jakarta.

Related