ASEAN+3 Buka Peluang Tinggalkan Dolar dalam Transaksi Perdagangan

marketeers article
Ilustrasi cadangan devisa. Sumber gambar: 123rf.

Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) serta tiga negara kawasan lain, yaitu China, Jepang, dan Korea Selatan sepakat untuk memperkuat kerja sama keuangan regional. Dalam kesepakatan tersebut, mereka membuka peluang untuk meninggalkan dolar Amerika Serikat (AS) dalam transaksi perdagangan.

Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI) menjelaskan tantangan ekonomi pada saat ini, yakni besarnya ketergantungan pada mata uang dominan tertentu untuk perdagangan internasional. Termasuk pula dalam penyelesaian investasi sehingga dapat meningkatkan kerentanan risiko stabilitas keuangan.

BACA JUGA: Antisipasi Pelemahan Rupiah, Pengusaha Minta Tak Tergantung Dolar AS

“Oleh karena itu, ASEAN+3 perlu berinovasi untuk dapat menjaga stabilitas, di tengah inflasi yang masih tinggi, kondisi likuiditas yang lebih ketat, ruang kebijakan yang lebih sempit, dan pengaruh kuat dolar. Perlu kiranya memperkuat dan meningkatkan kerja sama di antara negara-negara ASEAN+3 dalam konektivitas pembayaran dengan mempromosikan penggunaan mata uang lokal yang lebih luas untuk transaksi,” kata Perry melalui keterangannya, Kamis (4/5/2023).

Menurutnya, wacana tersebut sudah dibahas oleh para menteri keuangan dan gubernur bank sentral di kawasan. Mereka juga telah menyambut baik rencana penggunaan mata uang lokal dalam bertransaksi internasional di kawasan.

BACA JUGA: Tinggalkan Dolar, Indonesia-Australia Berdagang dengan Uang Lokal

Selanjutnya, menteri dan gubernur bank sentral juga sepakat untuk mengeksplorasi kemungkinan penguatan struktur pembiayaan, termasuk melalui studi pro dan kontra struktur modal disetor (paid-in capital). Tujuannya untuk meningkatkan efektivitas keamanan kawasan.

Mereka menugaskan para deputi untuk mengembangkan peta jalan tentang fasilitas pembiayaan dan struktur pembiayaan pada akhir tahun 2023. Sebagai salah satu hasil pertemuan, kerja sama intraregional akan diperkuat di bidang perdagangan dan investasi, logistik dan ketahanan rantai pasokan anatarkonektivitas sistem kepabeanan, arus lintas batas, infrastruktur berkelanjutan dan hijau, serta integrasi digital.

Tak hanya itu, negara-negara anggota ASEAN+3 bakal meningkatkan kemampuan untuk mengamankan pertumbuhan ekonomi pascapandemi COVID-19. Termasuk di dalamnya meminimalisasi scarring effect dan bersiap menghadapi kemungkinan krisis ekonomi pada masa depan.

“Dalam hal ini, kawasan menegaskan kembali komitmen kuat terhadap sistem perdagangan multilateral berbasis aturan yang terbuka, bebas, adil, inklusif, adil, transparan dan tidak diskriminatif dengan World Trade Organization (WTO) sebagai intinya dan menyatakan dukungan peningkatan integrasi ekonomi regional dan implementasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) Agreement,” tutur Perry.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related