Aset Kripto Makin Diminati Sebagai Alat Investasi Meski Paling Berisiko

marketeers article
Kepercayaan Investor Ritel ke Aset Kripto Makin Tinggi. (FOTO:123rf)

Aset kripto atau cryptocurrency saat ini semakin populer sebagai pilihan investasi, khususnya di kalangan muda baik Milenial maupun Gen Z. Pasarnya diproyeksikan akan terus bertumbuh. Menurut Oscar Darmawan, CEO dan Co-Founder Indodax, perkembangan aset kripto dan blockchain sangat masif di Indonesia.

“Saya yakin banyak perusahaan yang siap mengembangkan teknologi blockchain, seperti Metaverse, non-fungible token (NFT), dan decentralized finance (DeFi),” ujar Oscar kepada Marketeers.

Sebagai suatu komoditas digital, sambung Oscar, kondisi pasar investasi kripto di Indonesia saat ini terus mencatatkan pertumbuhan positif. Hal Ini dapat dilihat dari total investor kripto yang terus bertambah setiap harinya. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, jumlah investor kripto di Indonesia sudah mencapai 12 juta orang per Februari 2022.

“Berdasarkan data Indodax per Mei, jumlah anggota mencapai 5,3 juta. Bahkan, menurut survei crypto exchange luar negeri yakni Gemini, Indonesia menjadi negara dengan investor kripto terbesar di dunia bersama dengan Brazil,” katanya.

Oscar menambahkan, Indonesia memiliki potensi pertumbuhan pesat yang tidak sebatas dari segi pasar. Dari sisi regulasi, dalam hal ini pemerintah, sudah sangat terbuka. Pemerintah memperbolehkan kripto sebagai komoditas digital lewat peraturan dari Kementerian Perdagangan dan diregulasi oleh lembaga bernama Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

“Pemerintah Indonesia bukan hanya memberikan lampu hijau kepada perdagangan kripto, namun juga sangat terbuka terhadap pelaku industri seperti Indodax. Pemerintah juga sangat mendukung perkembangan token kripto lokal karya anak bangsa sehingga akhir-akhir ini semakin bermunculan pengembang dalam negeri yang membuat token kripto lokal,” kata Oscar.

Tren investasi kripto ini tentu akan terus meningkat terlebih Indonesia memiliki demografi yang besar. “Jumlah pengguna internet di Indonesia yang sudah mencapai 196,7 juta jiwa pada tahun 2020 serta total penduduk yang mencapai 270 juta jiwa dan didominasi oleh penduduk dengan usia produktif yang mencapai 70,72% berdasarkan Data Sensus Penduduk 2020. Rasanya Sangat berpotensi juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia,” kata Oscar.

Menurut survei Katadata Insight Center (KIC) tahun 2021 yang melibatkan 1.939 responden dari seluruh Indonesia, kripto masuk dalam sepuluh besar pilihan investasi dari semua generasi (18,7%). Pilihan pertama jatuh pada emas (60,2%), tanah (33,2%), bisnis/usaha (26,4%), reksadana (24,8%), properti (24,4%), dan saham (22,5%).

Vivi Zabkie, Research Manager KIC, kepada Marketeers mengatakan kripto oleh mayoritas responden dari semua generasi dipersepsikan sebagai investasi paling berisiko atau high risk (62,7%) selain saham dan forex. Namun, kripto juga dipersepsikan sebagai investasi paling high return (43%) setelah saham (52,6%).

“Yang menarik, generasi yang pilih kripto sebagai investasi paling banyak dari Milenial dan Gen Z. Kripto juga dipersepsikan sebagai platform investasi yang modern atau kekinian,” pungkas Vivi.

 

Related