Atasi Kesenjangan Ketrampilan, Fortinet Gandeng UGM

marketeers article
Atasi Kesenjangan Ketrampilan, Fortinet Gandeng UGM (FOTO: Fortinet Indonesia)

Fortinet, perusahaan keamanan siber global mengumumkan telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), salah satu universitas nasional tertua di Indonesia, untuk membekali siswanya dengan pelatihan dan sertifikasi keamanan siber. Kemitraan ini akan menyediakan kursus keamanan siber bagi mahasiswa/i UGM dengan kurikulum dari Fortinet yang pernah meraih penghargaan, untuk membekali mereka keterampilan yang dibutuhkan untuk mengamankan dan mengelola infrastruktur digital Indonesia guna membantu menutup kesenjangan keterampilan yang ada.

Melalui kesepakatan ini, UGM menjadi institusi pendidikan terbaru di Indonesia yang bergabung dalam Program Mitra Akademik dari Fortinet Training Institute. Program ini bekerja sama dengan institusi akademis dan sekolah di seluruh dunia untuk menjembatani kesenjangan keterampilan keamanan siber.

BACA JUGA: 66% Organisasi di RI Laporkan Pembobolan Keamanan Siber

Menurut Laporan Kesenjangan Keterampilan Keamanan Siber 2023 Fortinet, sebanyak 40% pemimpin di Indonesia berjuang untuk mempertahankan ahli keamanan siber dan sekitar 42% dari mereka merasa kesulitan untuk mengisi posisi keamanan siber, terutama dalam operasi keamanan dan keamanan cloud. Fortinet Training Institute membantu menjembatani kesenjangan ini dengan meningkatkan akses ke pelatihan, dan kemitraan dengan UGM merupakan langkah penting dalam upaya tersebut. 

“Hal ini akan memperluas kesempatan belajar dan berkarir bagi siapa saja yang tertarik dengan keamanan siber dan juga membantu Indonesia mengamankan infrastruktur digitalnya,” kata Edwin Lim, Direktur Fortinet Indonesia dalam keterangannya, Kamis (11/5/2023).

Pada tahun pertama kemitraan, program ini diharapkan membawa manfaat bagi sekitar 200 mahasiswa/i. Mereka akan memasuki program di NSE Level 4 dengan kesempatan untuk mengeksplorasi jalur pelatihan tambahan sesuai aspirasi karir mereka.

BACA JUGA: Fortinet: Peningkatan Malware Wiper Destruktif hingga Melebihi 50%

Instruktur bersertifikat akan melakukan program pelatihan dan sertifikasi, kombinasi kursus mandiri dan kursus yang dipimpin instruktur melalui sesi kelas dan laboratorium, termasuk latihan-latihan yang praktis dan berbasis pengalaman. Kurikulum yang solid akan menghasilkan lulusan berkualifikasi tinggi dengan keterampilan keamanan siber yang dapat membantu melindungi jaringan dari ancaman siber global dan memperkuat lanskap keamanan digital nasional.

“Mengingat para penyerang siber hanya perlu berhasil satu kali untuk menciptakan gangguan yang signifikan, maka konsekuensinya sangat tinggi bagi sektor publik dan swasta sehingga sangatlah penting untuk menutup kesenjangan keterampilan siber agar dapat tetap berada di depan para pelaku ancaman tersebut,” kata Selo, Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related