Avrist Assurance Catat Pencapaian RBC 430% pada Tahun 2020

marketeers article

Perusahaan asuransi PT Avrist Assurance mencatat raihan bisnis positif sepanjang tahun 2020. Hal ini menunjukkan bisnis yang semakin kuat meskipun pandemi menekan.

Laporan keuangan Avrist Assurance menunjukkan perolehan laba bersih konsolidasi setelah pajak sebesar Rp 126,9 miliar. Sementara itu, rasio solvabilitas (RBC) tercatat 430%, jauh lebih tinggi dari ketetapan Otoritas Jasa Keuangan di angka 120%. “Pencapaian ini menjadi bukti bahwa di tengah tantangan, Avrist Assurance berhasil memanfaatkan peluang hingga mencatat bisnis yang positif,” kata Ian Ferdinan Natapradja, Direktur PT Avrist Assurance.

Ian melanjutkan, peningkatan ini didorong oleh kontribusi besar kanal distribusi Grup EBD (Employee Benefit Division). Lebih dari 37% pendapatan premi hadir dari kanal distribusi ini.

Kanal distribusi Bancassurance dan Agensi berkontribusi masing-masing 26% dan 20%. Sementara itu, anak perusahaan Avrist General Insurance menyumbangkan kontribusi sebesar 17%.

Sepanjang tahun lalu, Avrist telah membayarkan klaim perlindungan kesehatan hingg Rp 419,2 miliar. Klaim perlindungan jika RP 415,3 miliar. Avrist berusaha proses klaim pada layanannya terjadi transparan hingga berhasil membangun kepercayaan nasabah.

Hati-hati dalam berstrategi

Sepanjang tahun 2020, perusahaan asuransi yang telah 45 tahun beroperasi ini berusaha hati-hati dalam menentukan strategi bisnisnya. Ian mengatakan, tahun lalu perusahaannya berusaha hadir berbeda dengan layanan asuransi lain. Salah satunya dengan menghadirkan asuransi berbasis digital Avrist Simple Start. Inovasi lain yang dihadirkan Avrist adalah produk perlindungan kesehatan Avrist Prime Hospital dan Surgical. Rangkaian produk ini diklaim sebagai cara Avrist menggarap beragam segmentasi.

“Tahun 2020 menjadi ajang tepat utuk beradaptasi dan berinovasi. Bersamaan dengan pandemi, kesadaran masyarakat terhadap asuransi kesehatan semakin tinggi. Jadi, kami ambil langkah yang mendekatkan seperti bergerak ke digital dan memberikan produk yang berbeda dari layanan lain,” tambah Ian.

Meskipun berusaha beradaptasi, Ian mengatakan perusahaannya masih berfokus pada pengembangan produk asuransi tradisional atau murni perlindungan. Produk ini diprediksi menjadi favorit karena manfaat perlindungannya yang tanpa tambahan. Dengan demikian, Avrist bisa hadir berbeda dari kompetitior yang sibuk mentransformasikan produk mereka saat pandemi melanda.

“Hasilnya terbukti signifikan. Lebih dari 72% dari total pendapatan datang dari premi Avrist, jauh mendominasi dibandingkan produk berbasis investasi seperti unitlink,” ujarnya.

Menilik keberhasilannya, Ian mengungkapkan strategi ini akan dipertahankan. Apalagi karena outlook industri asuransi diprediksi tidak terlalu berubah akibat pandemi yang masih melanda. Strategi ini tentu akan diikuti ragam inovasi sesuai dengan tren industri yang berkemban ke depan.

“Tahun 2021 akan menjadi ajang kami untuk memperkuat kanal distribusi pemasaran. Avrist juga perlahan bergerakke arah digital dan berupaya memenuhi permintaan masyarakat terhadap produk asuransi,” pungkas Ian.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related