Bagaimana Menumbuhkan Bisnis E-commerce Tanpa Iklan?

marketeers article
Foto oleh Andrew Le di Unsplash, sumber gambar: istimewa

Bisa dibilang e-commerce tidak akan tumbuh secepat ini tanpa iklan digital dan itu tidak salah. Kendati demikian, zaman sudah berubah, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa iklan digital tidak lagi sebaik dulu.

Antoine Gross, General Manager Asia Tenggara, impact.com mengungkapkan, penelitian yang dilakukan oleh Kantar pada 2020 menemukan bahwa hanya 11% konsumen di seluruh dunia yang memercayai iklan digital. Lalu, sebanyak 41,7% masyarakat Indonesia sekarang menggunakan sejenis perangkat lunak pemblokir iklan, dengan persentase tertinggi ketiga di dunia.

Selain itu, survei yang dilakukan oleh YouGov mengungkap bahwa hanya 12% masyarakat Indonesia percaya bawa peritel membuat iklan yang jujur dan dapat diandalkan, yang lebih rendah dibandingkan rata-rata global.

“Kemudian, yang menjadi inti permasalahannya adalah kepercayaan. Kekhawatiran akan privasi data, transparansi, dan autentisitas telah membuat banyak konsumen mengambil langkah sendiri. Google baru-baru ini merilis temuan yang menunjukkan bahwa 96% masyarakat Indonesia berpikir bahwa mengumpulkan semua informasi yang relevan tentang suatu produk atau layanan sebelum membeli adalah hal yang sangat penting,” ujar Antoine, Rabu (20/7/2022).

Antoine menyebut saat ini iklan digital tidak lagi efektif digunakan untuk mendongkrak penjualan di e-commerce. Ada alternatif baru untuk menarik basis konsumen yang lebih melek telah berkembang yakni dengan memperkenalkan kemitraan.

Melalui kemitraan afiliasi dan pemberi pengaruh adalah kolaborasi berbasis kinerja antara merek dan individu atau bisnis lain, seperti influencer yang juga disebut key opinion leader (KOL), mitra merek strategis, afiliasi, atau pemublikasi konten. Mitra memperkenalkan, memengaruhi, atau mengajak konsumen untuk membeli salah satu produk atau layanan dengan imbalan komisi.

Mereka dapat melakukannya melalui ulasan, konten, postingan media sosial, atau kolaborasi merek. Salah satu contohnya yakni Garuda Indonesia yang berkolaborasi dengan konsep toko yang berbasis di Jakarta, Goods Dept untuk koleksi produk edisi terbatas pada tahun 2021. Berbagai merek mulai dari Tokopedia dan Shopee hingga Listerine dan Dettol telah bekerja sama dengan selebritas dari Indonesia dan pemberi pengaruh mikro untuk menghasilkan efek viral.

“Alasannya mudah ditebak, tidak seperti iklan digital yang hanya dianggap sebagai perpanjangan merek, mitra sering kali dianggap sebagai sumber informasi eksternal atau independen. Dengan kata lain, konsumen cenderung lebih memercayai mereka dan di dunia kemitraan, kepercayaan yang lebih tinggi berarti pendapatan lebih tinggi,” ujarnya.

Dalam menjalin kemitraan, lanjut Antoine, hasil yang didapatkan tidak instan. Dia bilang, untuk membentuk kepercayaan pelanggan membutuhkan waktu. Namun, yang dilakukan oleh mitra adalah memberikan informasi dan waktu yang diperlukan konsumen untuk mengambil keputusan matang.

Saat konsumen lebih banyak tahu tentang hal yang ditawarkan suatu merek, kemungkinan mereka untuk mengeklik tombol ‘Beli’ akan lebih tinggi. Inilah sebabnya 76% perusahaan yang disurvei dalam laporan Forrester 2019 membuktikan bahwa kemitraan adalah kunci untuk mencapai sasaran pendapatan mereka.

“Kemitraan menghadirkan hasil yang tidak diberikan oleh iklan digital karena kemitraan membangun kepercayaan,” imbuhnya.

Antoine melanjutkan, berbagai merek Asia Tenggara (ASEAN), seperti UniPin, ZALORA, dan Sephora telah menggunakan saluran kemitraan afiliasi dan pemberi pengaruh untuk mencapai pertumbuhan fenomenal. Label fesyen regional Love, Bonito mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar 253% secara triwulanan dalam satu tahun sejak meluncurkan program kemitraannya.

Selain itu, ada pula Decathlon Singapore, peritel perlengkapan olahraga terbesar di dunia, juga melaporkan pertumbuhan pendapatan sebesar 156% secara triwulanan setelah mengembangkan dan merampingkan portofolio mitranya.

Tertarik untuk mengikuti langkah Love, Bonito dan Decathlon Singapore? Hubungi tim Asia Tenggara impact.com di [email protected] untuk mempelajari selengkapnya.

Iklan sudah tamat – jaga pertumbuhan bisnis Anda dengan kemitraan afiliasi dan pemberi pengaruh.

Related