Bahana Sekuritas Prediksi BI Bakal Naikkan Suku Bunga Jadi 5%

marketeers article
Bank Indonesia: Aliran Modal Asing Sepekan Keluar Rp 3,53 Triliun. (FOTO: Dok Bank Indonesia)

PT Bahana Sekuritas memperkirakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan hingga menjadi 5% pada kuartal I 2023. Dengan skenario itu, bank sentral diperkirakan mengerek suku bunga sebanyak 75 basis poin (bps) pada kuartal IV 2022 dan kuartal I 2023.

“Untuk tahun ini, sikap moneter yang hati-hati sebagian besar diharapkan mengingat potensi lingkungan risk-off dari perang Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan,” tulus Bahana Sekuritas dalam laporannya, Jumat (23/9/2022)

Dot plot Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), yang dirilis kemarin menunjukkan sikap yang lebih hawkish daripada yang diantisipasi pasar, yang berarti BI mungkin perlu tetap berhati-hati. Setiap akhir triwulan, The Fed akan memberikan proyeksi arah kebijakan suku bunganya yang terlihat dari dot plot. 

Setiap titik dalam dot plot tersebut merupakan pandangan setiap anggota The Fed terhadap suku bunga. Pada dot plot yang dirilis, Otoritas Moneter AS mengisyaratkan kenaikan yang lebih besar dalam proyeksi baru yang menunjukkan suku bunga kebijakannya naik menjadi 4,4 persen pada akhir tahun ini sebelum mencapai 4,6 persen pada 2023 atau naik dari proyeksi Juni masing-masing sebesar 3,4 persen dan 3,8 persen.

Pasar bereaksi positif setelah pengumuman kenaikan suku bunga kebijakan BI yang lebih besar dari perkiraan. Pasalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,43 persen dengan arus masuk bersih asing sebesar Rp 835 miliar (membalikkan arus keluar asing hari sebelumnya).

Sementara itu, rupiah relatif stabil di Rp 15.023 per US$ di tengah depresiasi tajam dalam mata uang negara emerging market atau pasar berkembang. Bahana Sekuritas menilai kenaikan suku bunga acuan berada di atas ekspektasi konsensus yang memperkirakan kenaikan 25 bps. 

Penyesuaian suku bunga kebijakan yang lebih besar dari perkiraan tersebut merupakan bagian dari kebijakan BI yang front-loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menopang ekspektasi inflasi dan menormalkan inflasi inti.

“BI tampak tenang atas potensi risiko pertumbuhan, dengan kenaikan suku bunga dilakukan di tengah permintaan domestik yang kuat dan pertumbuhan kredit yang telah melampaui perkiraan awal BI,” ujar Bahana Sekuritas.

Bahana Sekuritas memandang transmisi kebijakan moneter ke perekonomian secara umum berlangsung selama kurang lebih empat kuartal. Oleh karena itu, kenaikan suku bunga yang bersifat front-loaded adalah tepat untuk menahan ekspektasi inflasi lebih awal, serta menjaga rupiah dari peningkatan risiko eksternal.

Related