Jagat maya tengah dihebohkan dengan video yang memperlihatkan seorang penumpang diam-diam mengisap vape di dalam pesawat. Hal ini sontak menuai kecaman, sebab aktivitas tersebut bisa membahayakan keselamatan penerbangan.
Administrasi Penerbangan Federal (FAA) dengan tegas melarang penggunaan rokok elektrik di dalam pesawat. Menurut Newsweek, pelanggar aturan ini bisa dikenai denda hingga US$ 1.771 atau sekitar Rp 28 juta.
FAA bahkan mencatat bahwa vape dan rokok elektrik menjadi penyebab utama insiden asap, kebakaran, atau panas ekstrem di dalam pesawat. Pada tahun 2022, dari 55 insiden terkait, 19 di antaranya disebabkan oleh perangkat ini, meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun 2019.
BACA JUGA: Sebelum Mudik, Pastikan Rumah Aman dengan 3 Langkah Ini
Insiden ini terjadi karena vape menggunakan baterai lithium yang berisiko tinggi mengalami korsleting dan memicu kebakaran. Oleh karena itu, FAA pun menetapkan aturan ketat terkait penyimpanannya.
Menurut FAA, vape dan rokok elektrik sejatinya hanya boleh dibawa dalam tas kabin, bukan bagasi terdaftar. Perangkat harus diamankan agar tidak menyala secara tak sengaja. Baterai sebaiknya juga dilepas dan disimpan dalam wadah terpisah untuk menghindari korsleting.
Pesawat Bisa “Dikandangkan” Berjam-Jam
Seorang pramugari bernama Natalie Magee membagikan pengalaman terkait vaping di pesawat melalui sebuah video di TikTok. Dalam unggahannya, ia mengingatkan bahwa mengisap vape di pesawat bukanlah tindakan sepele, karena dapat memicu berbagai masalah serius.
“Ketika Anda mengisap vape atau merokok di kamar mandi dan tidak mengakui perbuatan Anda saat tertangkap, pesawat tersebut akan dikandangkan setidaknya selama dua jam. Ini karena seluruh sistem dan mesin harus diperiksa secara menyeluruh,” katanya, dikutip Minggu (30/3/2025).
Dalam video lanjutan di TikTok, ia menjelaskan bahwa kokpit menerima notifikasi ketika alarm asap berbunyi dan asap terdeteksi. Mereka tidak tahu apakah asap itu berasal dari seseorang yang benar-benar merokok atau dari kebakaran di kamar mandi.
BACA JUGA: KAI Access Hadirkan Female Seat Map, Solusi Aman untuk Penumpang Wanita
Namun, pilot dapat mengetahui persis kamar mandi mana yang memicu alarm asap dan akan memberi tahu kru kabin untuk memeriksa situasi. Jika seseorang mengakui telah merokok, hal itu memudahkan kru untuk mengetahui pemicu alarm asap dan menanganinya.
Jika tak ada yang mengaku, pesawat harus ‘dikandangkan’ agar tim perawatan dapat menyelidiki berbagai kemungkinan. Mereka perlu memeriksa semua sistem untuk mengetahui dari mana asal asap tersebut.
Magee mengatakan lamanya pesawat dikandangkan berkisar dua jam, namun ini juga bisa lebih lama, tergantung pada waktu yang dibutuhkan tim perawatan untuk merampungkan semua pemeriksaan, serta mengatur ulang semua alarm asap.
“Moral dari cerita ini adalah: alarm asap itu berfungsi. Jangan merokok atau mengisap vape di kamar mandi. Dan jika Anda ketahuan, Anda harus mengakuinya,” tutur Magee.
Editor: Ranto Rajagukguk