Bahlil Lahadalia: Tidak Benar Ekonomi Indonesia di Ujung Resesi

marketeers article
Bahlil Lahadalia (FOTO: Dok Kementerian Investasi/BKPM)

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia selaku Ketua Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Investasi menepis isu yang mengatakan Indonesia bakal mengalami resesi. Postur ekonomi makro Indonesia dinilai sangat kokoh sehingga berpeluang untuk terus tumbuh.

“Postur makro ekonomi kita kokoh. Hal ini terbukti dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal kedua tahun 2022 yang mencapai 5,4%. Tertinggi di antara negara-negara anggota G20. Inflasi kita juga terjaga di bawah 5%. Tidak benar jika ada yang mengatakan negara kita di ujung resesi,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Bahlil menekankan perlunya koordinasi dalam rangka mencari solusi bersama dalam mencapai target realisasi investasi yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, kondisi ekonomi global belum pulih akibat pandemi COVID-19, serta adanya perang antara Rusia dengan Ukraina, kondisi geopolitik antara Tiongkok dan Taiwan, dan persoalan krisis pangan dan energi yang mengancam dunia.

Bahlil juga menekankan Satgas Percepatan Investasi ini berperan penting dalam mendukung pencapaian target realisasi investasi tahun 2022 sebesar Rp 1.200 triliun. Data investasi realisasi di semester pertama tahun 2022 yang dirilis oleh Kementerian Investasi/BKPM menunjukkan pencapaian realisasi investasi telah mencapai 48,7% dari target.

“Sekarang kita sudah mengubah pola birokrasi melalui Undang-Undang Cipta Kerja (UU CK) dan pembentukan Satgas-Satgas. Salah satunya Satgas Percepatan Investasi yang memastikan pemerataan pertumbuhan kawasan di seluruh Indonesia melalui instrumen investasi. Tim Satgas harus mampu eksekusi potensi yang telah masuk untuk mencapai target investasi tahun 2022 dan 2023,” ujar Bahlil.

Sampai dengan bulan Agustus 2022, Satgas Percepatan Investasi telah menindaklanjuti lima kasus dengan total nilai potensi investasi sebesar Rp 32,5 triliun dan sedang dalam proses penyelesaian kasus-kasus lainnya. Beberapa di antaranya adalah masalah perjanjian kontrak produksi, sengketa batas lahan perusahaan, dan tumpang tindih lahan pada beberapa perusahaan di Indonesia.

Adapun nilai potensi investasi perusahaan yang sedang dalam proses penyelesaian mencapai Rp 94,85 triliun dengan lokasi proyek di Pulau Jawa sebanyak empat perusahaan serta satu perusahaan masing-masing di Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan.

Related