Bangun Sustainability, Amartha Tanam 4.000 Bakau di Pulau Tanakeke

marketeers article
Amartha tegaskan pilar sustainability mereka dengan turut berkontribusi dalam penanaman pohon bakau. | Foto: Amartha

PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) melakukan konservasi lingkungan dengan menanam 4.000 bibit pohon bakau pada lahan seluas dua hektare di pesisir Pulau Tanakeke, Sulawesi Selatan. Program ini diselenggarakan sebagai wujud pilar sustainability dari Amartha Lestari dan Amartha Foundation.

Program konservasi hutan bakau ini merupakan komitmen Amartha untuk melakukan penyeimbangan karbon (carbon offsetting) dan menjadi carbon neutral company dalam waktu lima tahun ke depan.

“Konservasi hutan bakau ini merupakan inisiatif kami untuk menjadi perusahaan swasta yang berorientasi pada sustainable business dengan memastikan keberlangsungan usaha sembari mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Salah satunya melalui rencana menjadi carbon neutral company dengan jangka waktu lima tahun ke depan,” jelas Aria Widyanto, Chief Risk and Sustainability Officer Amartha.

Kegiatan penanaman bakau ini turut melibatkan sejumlah relawan dari internal Amartha. Perusahaan juga menggandeng Yayasan Hutan Biru (Blue Forest) sebagai mitra kerja sama. Selain itu, ada pula komunitas perempuan pegiat konservasi hutan bakau, Womangrove.

Turut serta dalam kegiatan ini adalah Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan. Perusahaan juga mengajak warga desa sekitar untuk bersama melestarikan wilayah pesisir agar program ini dapat terus berkelanjutan.

Amartha meyakini bahwa pelestarian ekosistem bakau juga merupakan langkah yang tepat untuk memitigasi bencana di wilayah pesisir. Karena ekosistem bakau dapat meningkatkan resiliensi dan merehabilitasi kawasan yang rawan terhadap abrasi dan potensi alih lahan untuk kepentingan komersial seperti di Pulau Tanakeke.

Selain program penanaman bakau, bersama dengan Blue Forest,  perusahaan juga  memberikan pelatihan dan edukasi bagi warga sekitar dalam menjaga ekosistem hutan bakau dan memanfaatkan hasil olahannya.

“Sangat penting untuk terus memberikan pelatihan, pendampingan dan edukasi bagi warga sekitar, supaya mereka dapat bergotong-royong merawat ekosistem hutan bakau. Program ini memang seharusnya tidak berhenti pada penanamannya saja, tetapi terus berlanjut agar menciptakan dampak bagi warga sekitar,” pungkas Rio Ahmad, Direktur Blue Forest.

Amartha menegaskan program ini merupakan permulaan bagi mereka untuk terus memberdayakan pelaku ekonomi informal. Tidak hanya dengan layanan keuangan inklusif, tetapi juga dengan melakukan pelestarian lingkungan yang berkelanjutan.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related