Bank BTPN Syariah Bukukan Laba Bersih Rp 311 Miliar pada Kuartal I

marketeers article
Ilustrasi Bank BTPN. Sumber gambar: 123rf.

PT Bank BTPN Syariah (BTPS) membukukan laba bersih sebesar Rp 311 miliar sepanjang kuartal I tahun 2025. Perseroan mendapatkan kenaikan laba sebesar 18% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Fachmy Achmad, Direktur BTPN Syariah menjelaskan capaian tersebut ditopang oleh kualitas pmbiayaan disalurkan perseroan. BTPN selalu mendorong masyarakat inklusi untuk menerapkan empat perilaku unggul yakni, Berani Berusaha, Dispilin, Kerja Keras dan Saling Bantu (BDKS) yang menjadi kunci bagi masyarakat inklusi untuk bertahan dalam berbagai situasi.

BACA JUGA: Tingkatkan Kinerja, BTPN Setujui Right Issue dan Treasury Stock

“Kami terus berupaya menjaga kualitas pembiayaan dengan mendorong kedisiplinan dan kekompakan nasabah, serta diikuti dengan program pendampingan, mampu membuat kinerja tumbuh pada awal tahun ini. Semoga ikhtiar ini dapat terus berjalan dan semakin berdampak bagi masyarakat inklusi, sehingga mereka dapat memiliki kehidupan yang lebih baik,” ujar Fachmy melalui keterangan resmi, Senin (28/4/2025).

Kedisiplinan dan kekompakan nasabah menjadi poin penting bagi perseroan dalam menjaga kualitas pembiayaan. Dengan memberikan berbagai program insentif bagi sentra yang disiplin dan kompak diharapkan mampu memotivasi nasabah.

BACA JUGA: Semester I, Bank BTPN Kantongi Pendapatan Rp 5,95 Triliun

Pendampingan yang terarah dan terukur juga diberikan, yang menjadi nilai lebih perusahaan selama ini. BTPN membuat program pendampingan yang makin inovatif, menyesuaikan kebutuhan dengan karakter masyarakat inklusi sehingga usaha mereka dapat tumbuh terutama di tengah kondisi ekonomi yang masih menantang.

Dengan cara tersebut, sepanjang kuartal I tahun 2025 mendapatkan hasil positif tidak hanya dari sisi laba bersih. Namun juga dari jumlah penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp 10,3 triliun.

Selain itu, rasio keuangan tercatat tetap kuat dengan Return on Asset (ROA) 74% dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 53,5%. Angka tersebut jauh diatas rata-rata industri.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS