Bank DBS Proyeksikan Penjualan E-commerce di ASEAN Capai US$ 410 Miliar

PT Bank DBS Indonesia bersama dengan perusahaan data dan wawasan pasar, Cube meluncurkan hasil penelitian terbaru bertajuk DBS Nextwave Southeast Asia 2025. Dalam laporan tersebut, penjualan e-comerce di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) mencapai US$ 410 miliar pada tahun 2030.
Penelitan mengungkapkan, nilai tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun 2024 yang mencapai US$ 184 miliar. Adapun rerata pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 14% selama periode tersebut.
BACA JUGA: Strategi Brand Baru Tembus Top 3 E-Commerce lewat SKU dan Promosi
Sejalan dengan pertumbuhan ini, beberapa raksasa e-commerce di ASEAN telah mencapai profitabilitas. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pencapaian ini antara lain konsolidasi pangsa pasar, peningkatan biaya layanan, dan fokus yang lebih besar pada penawaran inti bisnis mereka.
Beberapa perusahaan juga berinvestasi dalam model bisnis vertikal yang terkait dengan e-commerce seperti pergudangan dan pengiriman jarak jauh (last-mile delivery) untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperbaiki layanan pelanggan.
BACA JUGA: Compas.co .id: Nilai Penjualan FMCG di TikTok Shop Naik 34,2%
Chua Shih Guan, Head of Digital Economy Group Institutional Banking Bank DBS menjelaskan, seiring dengan matangnya sektor e-commerce di kawasan ini, terjadi pergeseran dari sekadar menawarkan promosi dan diskon menuju pengalaman pelanggan yang lebih inovatif dan berbeda. Ini dicapai melalui investasi di area seperti personalisasi berbasis AI, logistik yang lebih baik, dan keuangan yang lebih tangguh.
“Kami percaya platform-platform ini akan tumbuh dengan menguntungkan dan memainkan peran penting sebagai penghubung untuk gelombang inovasi berikutnya di ASEAN. Evolusi ini juga mungkin memerlukan para pendirinya untuk menggabungkan penggalangan dana dengan solusi kredit lebih awal dalam perjalanan mereka,” ujar Chua melalui keterangan resmi, Senin (19/5/2025).
Dengan semakin matangnya sektor e-commerce di kawasan ini, berbagai platform mulai beralih dari ekspansi cepat menuju pertumbuhan yang berkelanjutan. Optimalisasi biaya, memastikan pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan, serta membangun basis pelanggan yang lebih setia dan mendalam akan menjadi faktor kunci keberhasilan dalam fase pengembangan berikutnya.
Misalnya, platform yang memberikan pengalaman berbelanja yang lebih personal dan menarik serta membangun loyalitas pelanggan yang lebih kuat akan lebih siap untuk mempertahankan dan memperluas pangsa pasar mereka.
Faktor-faktor seperti adopsi kecerdasan buatan diperkirakan akan memainkan peran kunci dalam pergeseran ini, berkembang dari penggunaan di backend seperti penandaan produk, menjadi rekomendasi barang yang lebih sesuai dan menyajikan pengalaman belanja yang hyper-personalised dan imersif.
Pada saat yang sama, pemain baru yang menghadirkan pengalaman pelanggan yang lebih unggul, seperti mengintegrasikan pembayaran tanpa hambatan, atau memanfaatkan AI untuk menciptakan model bisnis yang berbeda, dapat menggoyahkan pemain lama dan menarik modal investasi.