PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 13,2 triliun pada kuartal I tahun 2025. Perseroan meraih kenaikan laba sebesar 3,9% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bnak Mandiri menjelaskan, capaian tersebut 2mencerminkan keberhasilan strategi efisiensi dan digitalisasi. Return on Equity (ROE) tetap solid di angka 20,8% bank only.
BACA JUGA: Naik 10,62%, Laba Bank Mandiri Group Tembus Rp 3 Triliun
“Sebagai bagian dari BUMN, Bank Mandiri memiliki peran strategis dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Kami berkomitmen untuk menjaga kinerja tetap sehat, memperluas kolaborasi dengan berbagai pihak, dan mengoptimalkan ekspansi bisnis di seluruh wilayah,” ujar Darmawan melalui keterangan resmi, Jumat (2/5/2025).
Hingga Maret 2025, Bank Mandiri mencatatkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.672 triliun atau naik 16,5% dibandingkan periode sama tahun lalu. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan di segmen wholesale dan retail yang saling menguatkan. Ekosistem wholesale bahkan mendukung pertumbuhan retail secara signifikan.
BACA JUGA: Bank Mandiri Kembali Terapkan Sports Marketing lewat Olahraga Golf
Darmawan mengungkapkan bahwa pemerataan kredit Bank Mandiri di seluruh wilayah Indonesia membuktikan bahwa strategi ekspansi berjalan inklusif.
“Selama kuartal pertama 2025, pertumbuhan Bank Mandiri tersebar merata di seluruh wilayah Tanah Air dan juga mencatatkan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) di atas rata-rata pertumbuhan industri,” tambahnya.
Capaian lainnya adalah kredit yang disalurkan Bank Mandiri menyasar sektor-sektor potensial dan tahan banting seperti infrastruktur, energi, makanan dan minuman, serta sektor padat karya lainnya. Kredit corporate tumbuh 20% (yoy) menjadi Rp 608 triliun, sementara kredit komersial mencatat pertumbuhan 21,4% (yoy) atau mencapai Rp 296 triliun.
Kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pun tumbuh Rp 11 triliun menjadi Rp 136 triliun, mencerminkan peran aktif Bank Mandiri dalam mendukung ekonomi rakyat.
Pertumbuhan tersebut juga menunjukkan kualitas yang baik. Ini terlihat dari rasio Non-Performing Loan (NPL) bank only yang berada di angka 1,01% per Maret 2025. Hal ini ikut berkontribusi pada perbaikan Cost of Credit (CoC) ke level 0,71%, turun dari 0,99% pada tahun sebelumnya.
“Kami terus memperkuat penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan kredit, sekaligus mengoptimalkan pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan seiring dengan percepatan ekspansi di berbagai sektor,” kata Darmawan.
Manajemen risiko menjadi bagian integral dari strategi ekspansi yang dijalankan. Rasio cakupan NPL secara bank only mencapai 299%, menunjukkan ketahanan dalam menghadapi risiko kredit.
“Penguatan manajemen risiko menjadi fondasi utama kami untuk memastikan pertumbuhan Bank Mandiri tetap berkelanjutan dalam jangka panjang. Kami optimistis, dengan manajemen risiko yang kuat, Bank Mandiri tidak hanya mampu menjaga ketahanan bisnis di tengah berbagai dinamika, sekaligus membuka banyak peluang untuk tumbuh lebih optimal dalam mendukung kemajuan ekonomi Indonesia ke depan,” ujar Darmawan.