Bappebti Optimistis RI Jadi Pusat Pengembangan Blockchain

marketeers article
Nilai Transaksi Tinggi, Bappebti Optimistis Indonesia Jadi Pusat Pengembangan Blockchain (FOTO: Ajaib)

Nilai transaksi aset kripto Indonesia mencapai Rp 75,81 triliun per Juli 2023, menandakan potensi pengembangan blockchain sebagai infrastruktur aset kripto. Bappebti menilai Indonesia memiliki pondasi kokoh untuk mengembangkan ekosistem aset digital, dan membuka kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan teknologi blockchain.

Blockchain akan mendorong untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi suatu proses. Perkembangan teknologi blockchain dapat menjadi pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi aset digital Indonesia,” kata Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti, Tirta Karma Senjaya dalam keterangannya, Jumat (1/9/2023).

BACA JUGA: Survei Consensys: RI Jadi Negara Paling Progresif terharap Web3 & Kripto

Menurut data Bappebti, nilai transaksi aset kripto Indonesia mencapai Rp 75,81 triliun dengan 17,67 juta pelanggan terdaftar per Juli 2023. Oleh karena itu Tirta juga menekankan pengawasan ketat untuk aset kripto.

“Kami tidak mau ada kejadian di level global seperti adanya exchanger tutup sehingga investor dirugikan. Untuk itu kita membangun ekosistem pengawasan yang lebih bagus, yaitu Bursa Kripto. Kami lengkapi proses penjaminan keuangan dana nasabah dengan kliring berjangka, aset kripto juga dijaga dengan adanya depository yang benar-benar di bawah pengawasan Bappebti,” ujarnya.

BACA JUGA: Sekuya, Game Multiverse Asal Indonesia Bidik Masuk Bursa Kripto Global

Dalam kesempatan yang sama, Anderson Sumarli, Founder and CEO Ajaib Group juga mendukung kolaborasi dengan pemerintah untuk mewujudkan potensi pengembangan blockchain di Indonesia. Ajaib Kripto juga menilai literasi generasi muda terhadap aset kripto dan teknologi blockchain juga cukup tinggi.

“Kombinasi antara pemerintah yang terbuka terhadap blockchain, terbukti dengan Indonesia menjadi negara pertama yang memiliki bursa kripto di dunia, dan rata-rata anak muda Indonesia yang paham terhadap aset kripto dan blockchain lebih banyak dibandingkan negara lain. Negara-negara lain saat ini sedang melihat Indonesia dan Indonesia bisa menjadi thought leadership dalam pengembangan blockchain,” tutur Anderson.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related