Barang-Barang Yang Bakalan Laku di PSBB Jilid II

marketeers article
mobile bank online

Jakarta kembali masuk masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun, PSBB kali ini terasa berbeda dengan PSBB periode Maret-April pertama kali diberlakukan. Pemerintah DKI Jakarta memberikan beberapa kelonggaran dibandingkan dengan PSBB yang pertama.

Menurut Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga, akan ada tren yang berubah. Jika sebelumnya masyarakat banyak membeli barang berkaitan dengan kebersihan dan kesehatan seperti masker atau hand sanitizer, kali ini akan berbeda.

“Saya melihat adanya peluang peningkatan bagi kategori perlengkapan kantor. Karena, orang-orang yang terus berkegiatan di rumah mulai memenuhi hal tersebut. Contohnya dengan membeli meja atau barang-barang lain untuk membuat kerja dari rumah menjadi lebih nyaman,” jelas Bima pada acara Industry Roundtable yang digelar MarkPlus bertajuk Actualizing The Post Normal: Year 2021 & Beyond, E-Commerce & Application Industry, Jumat (11/09/2020).

Selain itu, kategori lain yang mulai dilirik masyarakat adalah hobi, salah satunya sepeda. Karena selama PSBB ini, ruang gerak masyarakat pun terbatas dan membuat sejumlah tempat berolahraga terpaksa tutup. Sebab itu, mereka mulai beralih untuk melakukan olahraga dengan bersepeda.

Olahraga ini dianggap tidak terlalu berat, lebih santai, dan bisa dilakukan kapan dan di mana saja. Sehingga muncul kategori produk seperti sepeda hingga perlengkapan atau aksesorinya meningkat.

Tren lainnya yang mungkin muncul dari hobi adalah urban farming hingga renovasi rumah. Bima melihat bahwa mencari suasana baru dengan mendekorasi ulang rumah menjadi suatu hal yang mulai populer di masyarakat.

Sedangkan untuk kategori fesyen, Bima menemukan fakta unik yaitu peningkatan di pembelian daster atau pakaian rumah. Dan, permintaan yang stabil terlihat dari kategori grocery.

“Salah satu permintaan yang tinggi adalah makanan. Karena, masyarakat tidak bisa makan di restoran yang mereka sukai,” tutur Bima.

Mengenai daya beli masyarakat yang terganggu, Bima mengungkapkan dirinya tidak melihat penurunan pembelian di kategori tertentu pada platform e-commerce. Dibandingkan dengan penurunan, ia melihat adanya shifting atau peralihan. Karena, banyak merek yang sebelumnya hanya fokus di offline kemudian melayani pembelian secara online.

“Ini menjadi sebuah transformasi ke arah digital. Kita tidak bisa bilang ini kesempatan yang bagus bagi e-commerce saja karena semua kini mengalami perubahan. Terlebih lagi, saat ini kita melihat banyak orang menghabiskan waktu dengan ponselnya selama pandemi. Ini menjadi peluang untuk mengembangkan bisnis, salah satunya melalui platform e-commerce,” tutup Bima.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related