Bawa IoT ke Sektor Agrikultur, ARIA Raih Pendanaan Awal Senilai US$ 5 Juta

marketeers article
Foto: Dokumentasi ARIA

ARIA kembali meraih pendanaan sebesar US$ 5 juta yang dipimpin oleh East Ventures yang juga terlibat pada putaran pendanaan pra-awal (pre-seed) pada Maret 2022. Pendanaan ini juga diikuti oleh investor  di bidang agrikultur dan logistik, seperti Triputra Group, Michael Sampoerna, Arkana Ventures, GK-Plug & Play, dan investor strategis lainnya

ARIA merupakan perusahaan agriculture technology (agritech) startup yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, serta peningkatan hasil panen melalui penggunaan drone dan solusi IoT. Selain itu, juga membantu pencegahan dan prediksi solusi agrikultur kepada para petani dan perkebunan dalam skala besar.

Startup ini didirikan oleh William Sjaichudin (Co-Founder & CEO), Arden Lim (Co-Founder & CPO) dan Yosa Rosario (Co-Founder & COO) pada Oktober 2021. Mereka menyadari bahwa salah satu permasalahan terbesar dalam sektor agrikultur di Indonesia adalah penurunan jumlah petani yang semakin mengkhawatirkan. Kondisi ini membuat proses penyiraman serta proses panen sulit dilakukan karena keterbatasan tenaga kerja, yang berakibat pula pada turunnya kualitas tanaman serta tingginya resiko gagal panen dan menimbulkan kerugian pada petani

“Pendanaan ini merupakan bukti kuat dari keyakinan kami untuk mengembangkan sektor pertanian Indonesia dengan pemanfaatan solusi digital. Kami percaya solusi yang kami hadirkan dapat membuka potensi terbesar dari industri agrikultur di Indonesia serta menciptakan dampak positif dalam perkembangan Indonesia secara keseluruhan,” kata William Sjaichudin, Co-Founder & Chief Executive Officer ARIA dalam siaran persnya.

Dengan pendanaan ini, ARIA turut meluncurkan aplikasi pertamanya, ARIA TANI, sebagai one-stop solution bagi business-to-consumers (B2C) yang memberikan layanan agrikultur yang terintegrasi. Aplikasi ini mengembangkan teknologi internet of things (IoT) dan konektivitas untuk meningkatkan produktivitas pada perkebunan skala besar di Indonesia. Aplikasi ini menawarkan penggunaan drone sebagai layanan utama dan diintegrasikan dengan layanan produk lainnya, seperti pupuk, agrokimia, serta alat-alat pertanian untuk memastikan para petani dapat menerima layanannya tepat waktu.

Kemudian, dana segar ini juga untuk mengembangkan jaringan infrastruktur dan secara cepat membentuk titik distribusi pada 17 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Tujuannya, untuk menjangkau pasar potensial, memudahkan pembelian armada drone dalam jumlah besar, serta pengembangan aset kunci IoT berupa teknologi pelacakan. Sehingga menghadirkan nilai tambah dan dampak bermakna bagi para pelanggan ARIA.

ARIA juga mengembangkan solusi IoT untuk pelacakan para pekerja (worker tracker). Pengembangan ini memiliki fokus untuk meningkatkan visibilitas para petani di perkebunan skala besar serta mengatasi konektivitas yang buruk di kondisi lapangan yang sulit. Inovasi worker tracker yang dikombinasikan dengan mekanisasi pemupukan lewat drone sprayer dapat meningkatkan efisiensi waktu kerja dan penggunaan bahan baku di perkebunan pada tahapan penyemprotan, pemupukan, hingga proses panen.

Umar Hadi Sucipto, Koordinator Remote Sensing Sinar Mas Forestry mengatakan, pada tahun 2022, mereka berkolaborasi dengan ARIA untuk mendukung Precision Forestry Project di Provinsi Jambi. Menurutnya, ARIA dengan cepat beradaptasi dan mencapai lebih dari 95% pencapaian kuantitatif dalam tiga bulan yang menjadi bukti performa yang memprioritaskan kepuasan konsumen. “Kami berharap pencapaian ARIA dapat ditingkatkan lebih jauh melalui kolaborasi yang saat ini berlangsung dan di masa depan,” ujar Umar.

    Related