Strategi Bertahan BBM, Dari Aplikasi Chatting Hingga Ekosistem

marketeers article
14564862 woman using blackberry messenger to chat with her friend.

Aplikasi pengiriman pesan BBM masih digemari oleh masyarakat. Semenjak diambil alih oleh PT Elang mahkota Teknologi (Emtek Group) pada 2016, BBM kini memiliki pengguna aktif sebanyak 60 juta pengguna setiap bulannya.

Sejak diluncurkan pertama kali 12 tahun lalu, BBM sekadar aplikasi untuk berbagi pesan dan gambar saja. Menyadari bahwa tren terus berubah serta bagaimana perilaku konsumennya menggunakan sebuah layanan pesan, BBM bergerak menjadi sebuah ekosistem yang menjawab solusi dari penggunanya.

BBM melebarkan fiturnya mulai dari channel untuk brand, discovery, BBM News, BBM Comics, BBM Shopping, sticker, pembelian pulsa, tiket, hingga mejadi portal lowongan kerja.

“Sebanyak lebih dari 60 juta pengguna kami tidak hanya menggunakan aplikasi ini untuk sekadar chat saja,” ujar Krishnadeep Baruah, Vice President Sales Asia Pacific BBM di Jakarta, Rabu (12/7/2017).

Di Indonesia, Krishnadeep menjelaskan, meskipun dominasi gendernya hampir merata, namun ia melhat kalangan perempuan lebih aktif menggunakan BBM. Sebab itu, BBM menghadirkan fitur BBM Shop yang bisa menjadi peluang bagi brand untuk menggali para konsumennya melalui platform BBM.

Proses evolusi BBM yang tidak sekadar menjadi aplikasi pesan sudah semestinya dilakukan saat ini. Khrisnadeep sendiri menilai bahwa proses pengembangan tersebut yang membuat BBM masih digemari, khususnya di Indonesia.

“Masyarakat tidak hanya berbagi pesan. Mereka juga mengkonsumsi konten, berita, dan lain-lainnya. Ada nilai lebih dari sekadar aplikasi pesan. Tentunya hal ini masih perlu pengembangan lagi untuk ke depannya,” terangnya.

BBM saat ini menyadari bahwa fitur yang dimilikinya juga tidak hanya membantu penggunanya. Para pemilik merek atau brand juga bisa mengoptimalkan hubungannya dengan konsumennya melalui aplikasi BBM.

(Kiri) Dushyant Sapre, Direktur Regional Criteo Asia Pasifik untuk divisi Kemitraan Penerbit. (Kanan) Krishnadeep Baruah, Vice President, Sales, Asia Pasifik, BBM.

Krishnadeep menyadari bahwa kehadiran brand menjadi salah satu bagian dalam percakapan yang terjadi di BBM. Ada beragam fitur yang disajikan oleh BBM yang dengan mudah membantu pergerakan bisnis BBM. Salah satunya adalah fitur channel dan fitur polling. Bahkan, sudah ada perusahaan yang menjadikan akun BBM-nya sebagai chatbot untuk layanan customer services.

“Kami mendorong keterikatan dan percakapan antara brand dan konsumennya. Banyak layanan yang kami miliki bisa dimanfaatkan oleh brand untuk lebih dekat dengan konsumennya. Dan, semua layanan itu bisa dinikmati dalam satu aplikasi saja,” terangnya.

Untuk semakin memudahkan kedekatan antara brand dan konsumennya, BBM melakukan kerjasama dengan Criteo sebuah layanan digital advertising. Menurut Dhusyant Spare selaku Direktur Regional Global Supply & Business Development Criteo Asia Pasifik, Orang Indonesia menghabiskan rata-rata 5,5 jam sehari untuk aplikasi dan internet mobile.

“Untuk brand yang ingin meningkatkan penjualan onlinenya di Indonesia, melalui iklan dalam-aplikasi (in-app), khususnya di BBM, merupakan peluang besar. Teknologi kami siap membantu para brand untuk lebih tepat sasaran dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing konsumen,” pungkas Dhusyant.

Editor: Sigit Kurniawan

Related