Beach Run hingga Night Surfing Warnai Malang Beach Festival 2019

marketeers article

Pemerintah Kabupaten Malang kembali bersiap menggelar Malang Beach Festival (MBF) untuk ketiga kalinya. Acara ini menjadi kesempatan pengenalan pariwisata pantai di kawasan Malang Raya.

“MBF adalah pesta masyarakat Malang Raya. Bagi kami, ini adalah paket yang sangat potensial untuk dikembangkan bersama-sama. Malang Beach Festival akan memberi dampak positif terhadap perkembangan pariwisata di Malang Raya,” kata Arya Wedhantara, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang.

Maret lalu, MBF 2019 resmi diluncurkan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona. Peluncuran tersebut dilakukan langsung oleh Menteri Pariwisata Republik Indonesia Arief Yahya dan Plt Bupati Malang HM Sanusi. Ratusan undangan yang terdiri dari tamu daerah dan sejumlah pemangku kepentingan di sektor pariwisata hadir dalam hajatan itu.

Rangkaian MBF tahun ini akan dilaksanakan mulai 27 September mendatang. Acara akan dibuka dengan Petik Laut yang bertempat di kawasan Sendangbiru, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Keesokannya, pada 28 September, wisatawan dapat menyaksikan kirab budaya di Jalur Lintas Selatan.

Serupa dengan MBF tahun lalu, Kirab Budaya kali ini juga akan dipusatkan di Pantai Ungapan. Masuk ke bulan Oktober, tepatnya pada tanggal 12, wisatawan dapat berolahraga sekaligus menikmati keindahan Pantai Nganteb. Bersamaan dengan itu, dilaksanakan pula acara Malang Beach Run. Di hari yang sama, Malang Becah Culinary juga digelar di lokasi tersebut.

Berusaha terus berinovasi, penyelenggara MBF menyuguhkan event terbaru, yaitu Malang Night Surfing. Ini adalah yang pertama di Jawa Timur ini. Nantinya, para peselancar ditantang menaklukkan ombak di Pantai Wediawu pada tanggal 2 November. Rangkaian MBF ketiga ditutup dengan Paralayang di Pantai Modangan dan berlangsung selama tiga hari, yaitu dari 23-25 November.

Spot night surfing di Indonesia cukup jarang. Di Bali sudah ada, di Jawa Timur baru ada di Pantai Wediawu. Rangkaian acara pada tahun ini memang sengaja digelar bervariatif. Ada kombinasi sport tourism dan pelestarian budaya yang diusung,” ungkap Kepala Bagian Humas dan Protokol, Sekretariat Daerah Kabupaten Malang, Tien Farihah.

Rangkaian acara MBF telah diumumkan jauh sebelum pelaksanaan. Pasalnya, MBF merupakan salah satu acara dari rentetan perayaan Hari Jadi Kabupaten Malang yang jatuh pada 28 November. Harapannya, jadwal acara besar ini dapat diketahui khalayak luas. Selain itu, agar setiap pihak yang terlibat dapat ikut bersiap dan mempersiapkan dengan matang.

Arief Yahya, Menteri Pariwisata mengaku senang dengan rencana Bupati Malang yang mempersiapkan konsep berbeda pada Hari Jadi Kabupaten Malang ini. Apalagi, pelaksanaan perayaan dengan tema MBF ini dapat mengakomodasi potensi-potensi wisata di Kabupaten Malang.

“Selain itu, acara ini juga bisa menggali lagi kekhasan daerah Malang dan lainnya. Harapan saya ke depannya, akomodasi bagi pengunjung ke Malang bisa ditambah. Dan perlu ditingkatkan lagi kualitasnya menjadi kelas dunia,” ungkap Arief.

Wawan Gunawan, Kepala Bidang Pemasaran Area I Area Jawa mengungkapkan bahwa Malang Beach Festival diupayakan untuk dapat masuk ke dalam “100 Calendar of Events” Kementerian Pariwisara. Karenanya, dari tahun ke tahun, kualitas acara ini terus ditingkatkan. Yang pasti, Pemerintah Kabupaten Malang terus berusaha membuktikan potensi daerahnya.

“Selama dua tahun perjalanan Malang Beach Festival, perkembangannya cukup membawa dampak positif. Selain dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, potensi pantai yang menjadi tema utama acara ini juga bisa dimaksimalkan,” jelas Wawan.

 

Berdasarkan penjelasan AY – panggilan akrab Arief Yahya-, untuk masuk ke dalam “100 Calendar of Events”, suatu gelaran daerah tidak hanya dilihat dari kemampuan menjaring wisatawan saja. Namun, ada ketentuan yang perlu diperhatikan. Ia merangkumnya dengan 5C, yaitu Creative, Commercial, Communication, Consistent, dan Commitment.

Selain itu, AY juga berharap Kabupaten Malang bisa segera mewujudkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) serta Badan Otoritas Pariwisata Bromo Tengger Semeru (BOPBTS). Hal itu diyakini mampu membantu mengembangkan pariwisata di wilayah Malang. Jika BOPBTS mulai difungsikan, maka Desa Duwet Krajan bisa segera beroperasi sebagai Desa Wisata.

“Persiapan Pemkab Malang khususnya untuk KEK dan BOPBTS sudah lama sehingga tinggal menunggu action pada tahun ini. Maka di tahun 2019, anggaran akan diarahkan untuk pembiayaan pelengkapan infrastrukturnya. Agar bisa diselesaikan, sehingga KEK dan BOPBTS bisa terwujud,” ujar Sanusi.

Sanusi mengungkapkan, MBF merupakan upaya menampilkan kekayaan alam di Malang Selatan dengan seribu pantai yang tidak dimiliki tempat lain. Pantai-pantai itu berpotensi menjaring wisatawan karena keindahannya.

“Pantai Tiga Warna dengan terumbu karangnya yang menunjukkan tiga warna berbeda setiap pukul 08.00 sampai 11.00 pagi. Pantai Modangan sudah siap digunakan paralayang setiap saat. Sedangkan Pantai Wediawu bisa digunakan surfing pada malam hari,” tambah Sanusi.

Sudah siapkah Anda ke Malang?

Related