Belajar Coding pada Usia Dini Bisa Tingkatkan Kemampuan Berpikir

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Belajar coding sejak dini bukan hanya bentuk menyesuaikan diri dengan dunia digital, tetapi juga strategi untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak. Ahli pendidikan menilai bahwa siswa Sekolah Dasar (SD) sudah cukup matang secara kognitif untuk mulai mempelajari dasar-dasar pemrograman komputer.

Achmad Hidayatullah, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surabaya, mengatakan bahwa mengenalkan coding pada anak usia SD, khususnya saat duduk di bangku kelas 5, sangat relevan secara psikologis maupun pedagogis.

Ia mengatakan pada tahap perkembangan operasional konkret, anak sudah mampu menguasai kemampuan-kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam belajar coding. Itu meliputi berpikir logis, menyusun urutan, memahami simbol, dan menarik kesimpulan dari hal-hal konkret.

BACA JUGA: Mengenal Vasektomi, Prosedur KB untuk Pria

“Anak-anak di usia ini sudah memiliki kemampuan berpikir sistematis dan memahami hubungan sebab-akibat. Ini merupakan fondasi penting dalam mempelajari coding,” kata Dayat, dikutip dari um-surabaya.ac.id, Jumat (2/5/2025).

Menurutnya, coding bukan sekadar memahami bahasa pemrograman. Ini memberikan berbagai manfaat penting untuk perkembangan anak, salah satunya meningkatkan kemampuan berpikir logis dan kreatif.

Selain itu, belajar coding juga bisa melatih anak untuk memecahkan masalah secara sistematis, mengevaluasi kesalahan, dan mencoba solusi yang berbeda.

“Dengan belajar coding, anak-anak tidak hanya diajarkan menjadi pengguna teknologi, tapi juga diarahkan untuk menjadi pencipta teknologi,” terang Dayat.

BACA JUGA: Dokter Bagikan Tips Aman Minum Kopi agar Tubuh Tetap Sehat

Ia menambahkan, coding dapat membantu menumbuhkan rasa percaya diri karena anak belajar membangun sesuatu dari ide mereka sendiri, seperti membuat game atau aplikasi sederhana. Ini bisa memicu semangat berkarya dan berpikir inovatif sejak dini.

Namun, agar pembelajaran coding benar-benar bermanfaat, Dayat menekankan pendekatannya harus disesuaikan dengan dunia anak. Materi harus disampaikan secara visual, menyenangkan, dan interaktif agar anak tidak merasa terbebani.

Salah satu contoh pendekatan yang bisa digunakan adalah mengenalkan konsep melalui simbol warna dan angka. Misalnya, lingkaran berwarna merah, kuning, hijau, dan biru yang dikodekan dengan angka tertentu.

“Anak-anak harus paham bahwa coding bukan sekadar menulis kode, tetapi juga membangun masa depan. Ini bukan pelajaran tambahan, tapi keterampilan hidup,” tegas Dayat.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS