Belajar dari Kasus Oklin, Sebenarnya Apa Kriteria Ideal Seorang Duta?

marketeers article
Oklin Fia sambangi MUI buntut kasus konten tak senonoh (Foto: Instagram/oklinfia)

Oklin Fia kembali menuai sorotan. Usai membuat konten tak senonoh, dia malah dikabarkan bakal menjadi Duta Majelis Ulama Indonesia (MUI). 

Kabar ini sontak membuat warganet naik pitam, sebab sang selebgram dianggap tak pantas menjadi perwakilan lembaga Islam. MUI pun segera membantah kabar tersebut. 

Melalui laman resminya, lembaga ini menegaskan tidak pernah memberikan penghargaan sebagai Duta MUI kepada selebgram kontroversial itu.

“Saya tegaskan bahwa di MUI tidak pernah berpikir, tidak pernah memutuskan untuk menjadikan Oklin Fia sebagai duta MUI,” jelas Ketua MUI Bidang Ukhuwah dan Dkwah, Kiai Cholil Nafis, dikutip Rabu (6/9/2023).

Terlepas dari kasus Oklin, predikat “duta” sejatinya memang sudah tak asing lagi di Indonesia. Anda pasti sering mendengar istilah duta wisata, duta genre, duta antinarkoba, duta literasi, hingga duta pancasila.

Demi menyematkan predikat tersebut, sejumlah instansi bahkan menggelar ajang pemilihan khusus, baik di tingkat daerah maupun nasional. Sebetulnya, ajang pemilihan duta merupakan suatu fenomena yang positif.

Bagaimana tidak, pihak penyelenggara akan terbantu dengan adanya seorang ikon dalam mempromosikan sesuatu, entah itu tempat wisata ataupun program kerja. 

Sementara itu, bagi masyarakat, ajang pemilihan duta dapat menjadi sarana aktualisasi diri mereka. Tentu tidak semua orang bisa menjadi duta. 

Pasalnya, dengan tanggung jawab yang dipikul, duta tidak boleh asal dipilih. Pemilihan pun diselenggarakan dengan serangkaian proses seleksi yang ketat.

Lantas, sebenarnya seperti apa kriteria seorang duta yang ideal?

Kriteria Duta yang Ideal

Setiap ajang pemilihan duta tentu memiliki kriteria tersendiri. Namun umumnya, terdapat tiga kriteria dasar yang menjadi penilaian apakah seseorang tersebut layak menjadi ikon tersebut, sebagaimana dijelaskan Asshafa (2014) dalam penelitiannya.

Menurut penelitian tersebut, kriteria duta yang ideal mencakup Beauty, Brain, dan Behaviour. Ini berarti, seorang calon perwakilan tidak hanya berparas rupawan, melainkan juga memiliki kecerdasan dan berkelakuan yang baik.

Runner Up Putri Pariwisata Indonesia 2013 Tribuana Ardhia Garini juga menyampaikan hal serupa. Menurutnya, penampilan memang menjadi kriteria penting untuk menjadi duta. 

Namun, itu harus diimbangi dengan kepribadian dan kemampuan yang berkualitas.

“Menjadi duta tidak semata-mata karena kita cantik, putih dan tinggi, tapi juga harus punya kepribadian yang baik. Dan inilah yang paling penting. Kecantikan yang tidak diimbangi dengan kepribadian dan kemampuan, maka hanya akan menghasilkan kecantikan yang semu,” ujarnya dikutip dari laman darmajaya.ac.id.

Selain itu, seorang calon duta idealnya juga mesti senantiasa menanamkan kebaikan dengan landasan yang tulus dan keikhlasan. Jangan hanya berbuat baik karena menginginkan sesuatu atau sebatas pencitraan, melainkan harus berangkat dari panggilan jiwa.

Hal yang tak kalah penting, calon duta juga harus memiliki kepercayaan diri. Mereka idealnya mesti menerima segala kekurangan dan kelebihan yang ada dalam diri masing-masing, dan menjadikan itu sebagai ciri khasnya sendiri.

Itulah beberapa kriteria umum untuk menjadi seorang duta. Lantas menurut Anda, sudahkah duta-duta di Indonesia memenuhi kriteria tersebut?

Editor: Ranto Rajagukguk

Related