Belakangan ini, tren micro-retirement atau pensiun mini makin populer di kalangan Gen Z. Berbeda dengan cuti biasa, konsep tersebut memungkinkan seseorang untuk berhenti bekerja dalam jangka waktu lebih lama, meski belum mencapai usia pensiun.
Banyak yang menganggap pensiun mini sebagai cara efektif untuk menjaga kesehatan mental. Namun, benarkah demikian? Berikut penjelasannya yang dilansir dari Times of India:
BACA JUGA: Manfaat Menjalani Hidup Tanpa Resolusi Tahunan Menurut Terapis
Manfaat untuk Kesehatan Mental
Menurut Christopher Fisher, psikolog dari Northwell, jeda panjang dari pekerjaan bisa memberi seseorang kendali lebih besar atas hidupnya. Pensiun mini bisa membantu mengurangi burnout, mengembalikan energi, dan meningkatkan produktivitas setelah kembali bekerja.
Tak hanya itu, cara Anda memandang jeda juga berpengaruh. Jika menganggapnya sebagai bagian dari perjalanan hidup, bukan sekadar liburan panjang, micro-retirement bisa menjadi momen refleksi dan pertumbuhan pribadi.
Beberapa individu yang telah mencoba pensiun mini membagikan pengalaman positif mereka. Misalnya saja, seorang kreator konten bernama Anais Felt, mengaku merasa lebih sehat, banyak beristirahat, serta makin bahagia setelah enam bulan resign dari pekerjaannya.
BACA JUGA: Buat Hidup Lebih Tertata dengan Teknik Eisenhower Matrix
Risiko di Balik Pensiun Mini
Meski menawarkan manfaat, pensiun mini juga memiliki risiko, terutama dalam hal stabilitas karier dan keuangan. Fisher menilai tanpa perencanaan matang, seseorang justru bisa kehilangan motivasi dan tertinggal dari rekan-rekan seprofesi yang terus berkembang.
Paul J McCarthy III, pakar keuangan dari Kisco Capital menambahkan tren yang satu ini bisa berdampak negatif jika tak diimbangi dengan perencanaan finansial yang baik. Kehilangan momentum di dunia kerja akan membuat seseorang kesulitan kembali ke industri yang digelutinya.
“Kesehatan mental bisa lebih terancam jika seseorang kehabisan uang,” ujarnya.
Dengan kata lain, pensiun mini memang bisa menjadi solusi bagi Anda yang ingin mengurangi stres dan menjaga kesehatan mental. Namun, tentu harus dilakukan dengan strategi yang matang.
Jika jeda ini dimanfaatkan untuk mengembangkan diri, belajar keterampilan baru, atau mengejar passion, manfaatnya bisa terasa lebih besar. Sebaliknya, jika hanya digunakan untuk bersenang-senang tanpa perencanaan, justru bisa membawa lebih banyak masalah pada kemudian hari.
Editor: Ranto Rajagukguk