Berhasil Lewati “Badai”, Pendapatan Huawei 2023 Tumbuh Hampir 9%

marketeers article
Huawei. (FOTO: 123RF)

Huawei, raksasa teknologi Cina memastikan telah melewati “badai” dari sanksi Amerika Serikat (AS). Hal ini dibuktikan lewat pendapatannya yang meningkat hampir 9% pada tahun 2023.

Dilansir dari International Business Times, Jumat (29/12/2023), perusahaan itu mengejutkan Washington lantaran sukses meluncurkan smartphone flagship baru-baru ini. Huawei yang bermarkas di Shenzhen ini diketahui berada di pusat ketegangan antara Cina dan AS. 

Washington menuduh perangkat Huawei dijadikan alat untuk spionase. Sanksi sejak tahun 2019 telah memutuskan akses perusahaan ini terhadap komponen teknologi, sehingga memaksa untuk mendiversifikasi sumber pertumbuhan mereka.

BACA JUGA: Sasar Content Creator, HUAWEI Segera Luncurkan MatePad Pro 13.2

“Setelah bertahun-tahun kerja keras, kami berhasil melewati badai tersebut,” kata rotating chairman Ken Hu dalam pidatonya baru-baru ini.

Pada tahun 2023, Huawei menargetkan pendapatan lebih dari 700 miliar yuan (US$ 99,2 miliar), atau meningkat hampir 9% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pendapatan itu masih jauh lebih rendah dari 891,4 miliar yuan yang mereka peroleh pada 2020, tahun sebelum adanya penurunan omzet tajam akibat sanksi AS.

Perusahaan tampaknya pulih lebih dari yang diharapkan yang mana penjualannya tumbuh moderat selama sembilan bulan pertama tahun ini. 

BACA JUGA: Huawei Watch Fit SE Resmi Diluncurkan, Intip Fitur Terbarunya

“Keyakinan bersama telah membantu kita melepaskan tekanan dan maju bersama,” ujar Hu.

Namun, dia juga memperingatkan perusahaan menghadapi tantangan serius di luar sanksi AS.

“Tantangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi yang merebak, sementara pembatasan teknologi hambatan perdagangan terus berimplikasi pada dunia. Bersama-sama, kekuatan-kekuatan ini sedang membentuk ulang model bisnis dan rantai nilai global,” ucap Hu.

Selama kunjungan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo ke Beijing pada bulan Agustus, perusahaan merilis smartphone Mate 60. Perangkat yang ditenagai chip produksi dalam negeri yang canggih ini memicu perdebatan tentang apakah upaya untuk membatasi kemajuan teknologi Cina telah efektif.

Perusahaan ini telah menunjukkan kemampuannya untuk memangkas keuntungan pesaing utama Apple di Cina. Huawei tetap menjadi produsen peralatan 5G terkemuka di dunia, generasi kelima internet nirkabel.

AS berusaha meyakinkan sekutunya untuk melarang Huawei memakai jaringan 5G mereka, dengan argumen bahwa Beijing dapat menggunakan produk perusahaan ini untuk memantau komunikasi dan lalu lintas data suatu negara.

Pada bulan Juni, Komisi Eropa menyatakan pemasok peralatan telekomunikasi Cina, termasuk Huawei menimbulkan risiko keamanan bagi Uni Eropa.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related